Kenapa BGN Menolak Usulan MBG Diganti dengan Uang Tunai?

Apabila anggaran MBG diberikan dalam bentuk uang, maka akan muncul masalah baru tentang pengawasan.

Dok.Satgas MBG
MAKAN BERGIZI - Para murid salah satu PAUD/RA di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menikmati makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (5/9/2025). Apabila anggaran MBG diberikan dalam bentuk uang, maka akan muncul masalah baru tentang pengawasan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan diganti dengan uang tunai yang diberikan kepada orang tua penerima manfaat. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan bahwa tujuan lain MBG adalah membuka ekosistem ekonomi pangan. 

“Kalau kita tidak menggunakan metode seperti sekarang, uang yang besar hanya digunakan untuk memberi makan anak-anak. Itu hanya satu sisi saja. Tapi dengan cara ini kita membangun rantai pasok dan menciptakan kebutuhan baru,” jelasnya dikutip dari Tribunnews, Selasa (7/10/2025). 

skema MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) justru membuka peluang ekonomi di tingkat akar rumput. 

Satu SPPG melayani ribuan penerima manfaat di sekitar sekolah dan diberi tanggung jawab penuh untuk menyediakan makanan bergizi setiap hari.

“Dengan satu SPPG melayani sekitar 3.000 penerima manfaat, terbentuklah new demand atau kebutuhan baru, atau boleh dikatakan juga sebagai new emerging market. Karena 3.000 orang itu yang bertumbuh dalam satu tempat, dilayani, itu akan membutuhkan kebutuhan yang luar biasa,” ucapnya.

Baca juga: Pemkot Mataram Jadwalkan Pertemuan dengan Semua Kepala Dapur untuk Bahas Penyaluran MBG

Apabila anggaran MBG diberikan dalam bentuk uang, maka akan muncul masalah baru tentang pengawasan. 

“Satu sisi kita ada kekhawatiran bahwa uang ini akan tidak tepat (sasaran), juga yang kedua tidak mampu membuat ekosistem,” kata Dadan.

Menurutnya, mekanisme program MBG diganti dengan uang tunai berpotensi menghilangkan manfaat utama program dan gagal membangun ekosistem pangan yang berkelanjutan.

“Kita tidak menggunakan metode di mana uang dikirim ke orang tua dan orang tua suruh masak,” ujar Dadan.

saat ini sudah terdapat 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Menurutnya, seluruh satuan tersebut berdiri tanpa menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Perlu diketahui bahwa hari ini BGN sudah berhasil mengoperasikan 10.681 SPPG di seluruh Indonesia dengan target di akhir tahun akan ada 25.400 SPPG, termasuk 6.000 SPPG di daerah 3T,” ujar Dadan.

Dadan menjelaskan, seluruh SPPG yang beroperasi saat ini merupakan hasil kontribusi dan inisiatif para mitra lokal yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG.

“Saya kira butuh keterlibatan pihak dalam berbagai aspek termasuk membangun SPPG yang saat ini 100 persen dari 10.681 itu adalah kontribusi dari para mitra dan belum satu pun SPPG yang dibangun melalui dana APBN,” ungkapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved