Banjir Kota Mataram dan Lombok Barat

Kondisi Korban Banjir Mataram di Pengungsian: Terserang Penyakit Kulit hingga Serangan Jantung

Kondisi tempat pengungsian di Pamotan Cakranegara membuat korban terdampak banjir rentan terserang penyakit

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
KONDISI PENGUNGSI - Penampakan kondisi kaki Balita di Lingkungan Pamotan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram yang mengalami penyakit kulit di pengungsian, Selasa (22/7/2025). Kondisi tempat pengungsian di Pamotan Cakranegara membuat korban terdampak banjir rentan terserang penyakit. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Sudah dua pekan berlalu sejak banjir melanda Kota Mataram.

Ribuan warga menjalani kesehariannya di tenda pengungsian, salah satunya warga Lingkungan Pamotan, Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara.

Sejumlah warga sudah terserang penyakit mulai dari keluhan gatal-gatal hingga serangan jantung.

Kordinator Posko Warga Pamotan, I Putu Weni mengatakan poskonya dihuni 13 kepala keluarga (KK) dengan 55 jiwa.

Posko pengungsian berupa rumah beton bekas kantor kelurahan sehingga rentan terserang penyakit maupun kondisi tempat tidur yang berhimpitan.

“Di sini tinggal ada 15 lansia, 13 anak-anak dan balita, sisanya orang dewasa, rata-rata kalau yang anak-anak ini mereka terserang penyakit kulit, gatal-gatal,” ucap Weni saat ditemui TribunLombok.com, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: Korban Terdampak Banjir di Karang Kemong Diberi Trauma Healing dan Pelayanan Kesehatan

Warga yang terkena penyakit kulit ini di antaranya anak-anak dan Lansia mengalami luka bernanah di tangan dan kaki. 

Potensi penyebaran penyakit kulit semakin cepat karena setiap ruangan posko bisa dihuni 20 orang.

Weni mengaku pengungsi yang sakit mendapat penanganan dari tenaga kesehatan Pukesmas Taliwang maupun relawan.

Selama dua minggu belakangan sejak banjir menerjang pada Minggu (6/7/2025), ada pula Lansia yang mengalami serangan jantung belum lagi yang kondisi psikisnya menurun.

“Ada lansia yang mengalami serangan jantung, karena dia tidak tenang setiap malamnya, karena memang banyak yang mereka pikirkan, gimana apakah kita dapat rumah, dibantu dan masih banyak yang mereka pikirkan,” katanya.

Dia mengungkap penanganan korban tergolong cepat karena begitu terkena serangan jantung langsung dilarikan ke Puskesmas Taliwang sehingga kondisinya berangsur membaik.

Seorang pengungsi, Burhan Juliadi mengakui jika kehidupan di posko saat ini cukup pelik.

Sebagai laki-laki, dia harus rela tidur di luar agar anak-anak dan Lansia bisa tidur lebih nyaman di dalam ruangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved