Banjir Kota Mataram dan Lombok Barat
Terkendala BTT Terbatas, Mohan Minta Waktu untuk Perbaiki Infrastruktur Rusak Akibat Banjir
Wali Kota Mataram meminta waktu untuk merealisasikan setiap program pembangunan hingga rehab infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat banjir.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana saat ini terus bergerak melakukan pemulihan di setiap Kecamatan yang terkena dampak banjir bandang pada awal Juli lalu.
Meski demikian, ia meminta waktu untuk merealisasikan setiap program pembangunan hingga rehab infrastruktur yang mengalami kerusakan.
“Berkaitan dengan perbaikan infrastruktur, butuh waktu karena BTT (Belanja Tak Terduga) yang kita gunakan itu nilainya terbatas, prosesnya juga secara admistratif harus tertib,” ucap Mohan setelah dikonfirmasi, Selasa (22/7/2025).
Mohan menegaskan anggaran untuk melakukan perbaikan terhadap semua infrastruktur yang rusak imbas banjir ini sudah ada.
Ia juga mengingatkan, semua pihak yang terlibat dalam penanganan pasca banjir baik di lingkup OPD agar mengikuti aturan yang berlaku.
“Jadi dananya sudah ada, cuman saya minta harus semua sesuai aturan,” tegasnya.
Pemkot juga sedang mengambil ancang-ancang untuk memulai proyek dengan bekerjasama dengan pihak ketiga, melalui proses tender.
“Mungkin nanti (pengerjaannya) melalui proses tender atau lelang gitukan, nilainya cukup besar, terutama untuk infrastruktur jembatan,” katanya.
Selama proses pemulihan ini, ditegaskan Mohan, posko bantuan yang saat ini terpusat di Pendopo Wali Kota Mataram tetap akan digunakan.
“Karena keberadaan posko ini nanti kita gunakan menampung (bantuan), karena bantuan masih tetap jalan,” jelasnya.
Baca juga: Pemkot Mataram Tetapkan 90 Hari Masa Transisi Pasca Banjir Bandang
Adapun bantuan yang saat ini ditampung di Posko, dipastikan Mohan langsung akan didistribusikan ke wilayah terdampak.
“Kita tampung dulu, tapi saya perintahan untuk secepatnya didistribusikan, terutama ke dapur-dapur umum yang ada di daerah-daera penampungan, karena mereka juga masih masak secara kolektif juga,” pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.