DPRD Lombok Tengah
Komisi II DPRD Lombok Tengah akan Tinjau Warga yang Terdampak Penataan Pantai Tanjung Aan
DPRD Lombok Tengah berencana akan turun ke Pantai Tanjung Aan dalam waktu dekat untuk melihat situasi penggusuran warga.
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Komisi II DPRD Lombok Tengah berencana akan turun ke Pantai Tanjung Aan dalam waktu dekat. Ini dilakukan untuk melihat seperti apa persoalan yang terjadi Pantai Aan jelang penataan yang akan dilakukan ITDC. Kunjungan ini juga untuk menindaklanjuti hearing masyarakat ke Komisi I beberapa waktu lalu.
“Masih sedang kami rencanakan untuk turun, belum lama ini masyarakat Tanjung Aan sudah hearing ke kami dengan Komisi I dan di sanalah kami sudah rencanakan untuk turun,” terang Ketua Komisi II DPRD Lombok Tengah Lalu Muhammad Akhyar, Rabu (2/7/2025).
Politisi Golkar ini melihat, polemik yang terjadi ini mendorong pemerintah daerah mencari solusi yang tepat dengan beralaskan pada aturan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang pengelolaan kelautan di Indonesia.
“Artinya, pemerintah daerah silahkan mendukung investasi dan pengembang ini untuk Lombok Tengah lebih baik. Di satu sisi juga harus memperhatikan masyarakat agar solusi yang baik dan benar itu seperti apa, agar jangan memutus mata rantai perekonomian masyarakat ini,” bebernya.
Ia menyarankan, masyarakat yang berjualan di sana tak perlu digusur sepenuhnya. Pelapak bisa dipindahkan ke area yang lebih jauh dari sempadan pantai. “Bisa saja ke depan peemrintah mengambil sikap dengan menggeser sedikit, barangkali,” ujar Akhyar sapaannya.
Akhyar mengatakan, sejauh ini masyarakat Loteng yang tinggal di KEK Mandalika sudah berkorban banyak demi kemajuan pariwisata. Hal itu penting untuk dilihat ITDC, sebagai dasar agar tidak memutus mata rantai perekonomian warga di sana.
“Saya yakin masyarakat di kawasan KEK ini sudah memiliki prinsip dan pemikiran yang terbuka terhadap pariwisata. Sehingga tidak ada niat sedikitpun untuk tidak mendukung pariwisata ini karena mereka sudah bergantung dengan pariwisata,” jelas Akhyar.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.