DPRD Lombok Tengah

DPRD Lombok Tengah Nilai Tindakan pengusiran Guide di Teluk Ekas Kurang Tepat

Ahmad menilai Lombok Timur dapat bekerjasama dengan Lombok Tengah tentang pengelolaan pariwisata

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
PENGUSIRAN GUIDE - Ketua Fraksi NasDem sekaligus Ketua Komisi I DPRD Lombok Tengah, Ahmad Syamsul Hadi memberikan keterangan di ruang kerjanya, Senin (23/6/2025). Ahmad menilai Lombok Timur dapat bekerjasama dengan Lombok Tengah tentang pengelolaan pariwisata. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dinamika yang menghangat paska diusirnya guide asal Lombok Tengah dan wisatawan yang dibawanya ke Teluk Ekas oleh Bupati Lombok Timur membuat para pemangku kebijakan di Lombok Tengah angkat bicara.

Ketua Fraksi NasDem sekaligus Ketua Komisi I DPRD Lombok Tengah, Ahmad Syamsul Hadi, mengatakan, tidak baik dan kurang tepat seorang kepala daerah melakukan tindakan seperti itu. 

“Nah, sekarang Pemda Lombok Timur mikir deh. Apa yang diperlukan. Guide, infrastruktur, dan sarana lain diperbaiki lah. Infrastrukturnya itu tidak cuma jalan. Infrastruktur itu tentang seluruh perangkat kepariwisataan,” tegas Ahmad di Praya, Senin (23/6/2025). 

Ketua DPD Nasdem Lombok Tengah itu meminta agar video viral tersebut tidak ditanggapi terlalu berlebihan. 

Baca juga: 5 Kesepakatan Bersama Wabup Loteng dengan Asosiasi Surfing Soal Pengusiran Guide di Pantai Ekas

Bagi Ahmad, jika apa yang disampaikan Bupati Lombok Timur hanya dikarenakan faktor kelelahan.

“Bupati (Haerul Warisin) mungkin butuh healing. Butuh liburan, ya istirahat sejenak. Lagian itu juga bukan Teluk Ekas ya, lokasi itu namanya Teluk Awang. Ingat itu,” kata Ahmad, kemarin.

Dia menghargai niatan Haerul yang mendasari tindakan itu demi memajukan pariwisata daerah.

“Semangatnya itu perlu diapresiasi. Kan, dia mau memajukan pariwisatanya. Tapi Bupati Lombok Timur ini juga harus memeriksa lebih komprehensif. Ini kan pariwisata, soal cara menjual,” sambung Ahmad.

Ahmad menekankan jika itu masalah sudah lama, maka kenapa tidak dibicarakan. 

“Di mana dibicarakan? Di atas meja. Rapat, ketemu. Jika Lombok Timur butuh training and trainer terkait teknis pariwisata, misalnya pengelolaan lokasi wisata, Lombok Tengah kan bisa membantu,” tukas Ahmad.

Dia menilai apa yang terjadi kemarin itu bukan tentang soal zona eksklusif atau kawasan. 

Melainkan, soal orang berselancar saja.

“Ya, kalau orang sekarang misalnya menginap di Kuta, menginap di Awang, menginap di Mertak sana itu, terus kemudian mereka mau berselancar ke sana terus nggak boleh. Apa kata dunia? MotoGP di mana? Di Lombok Tengah. Siapa yang full hotelnya? Mataram, Senggigi, Semua kebagian,” tegas Ahmad. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved