Berita Sumbawa Barat

Dinkes KSB Genjot Pembentukan Desa Siaga TBC

Desa-desa di KSB memiliki pemahaman, pengetahuan hingga kebijakan anggaran dalam menyukseskan pencapaian eliminasi TBC

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROZI ANWAR
ELIMINASI TBC - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dikes KSB Indra Alamsyah. Desa-desa di KSB memiliki pemahaman, pengetahuan hingga kebijakan anggaran dalam menyukseskan pencapaian eliminasi TBC. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan melibatkan berbagai pihak dari tingkat desa hingga tingkat daerah dalam upaya pencapaian Eliminasi Tuberkulosis (TBC) tahun 2030.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinkes KSB, Indra Alamsyah mengatakan, strategi pentahelix ini mengedepankan kolaborasi sejumlah elemen masyarakat.

“Konsep pentahelix ini tidak saja pemerintah, tapi akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media kita akan libatkan juga,” kata Kabid P3KL Dinkes KSB Indra Alamsyah, di ruangannya pada Kamis (6/2/2025).

Indra menyebut pemerintah desa saat ini sedang digagas untuk terlibat langsung.

Baca juga: Kasus TBC di Mataram Capai 1.280 Kasus, Didominasi Pendatang dari Luar Kota

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) agar desa-desa dapat turut ambil bagian dalam upaya eliminasi TBC.

"Saat kami sedang berkordinasi dengan DPMD agar desa-desa yang ada di KSB bisa mengambil peran untuk upaya eliminasi penyakit TBC," ungkapnya.

Inda mengungkapkan, kontribusi desa dapat dilakukan dengan cara membentuk Desa Siaga TBC

Output dari pencanangannya, desa-desa memiliki pemahaman, pengetahuan hingga kebijakan anggaran dalam menyukseskan pencapaian eliminasi TBC.

"Kita berharap tahun ini 75 persen desa sudah Siaga TBC dan itu aktif, termasuk daya dukung anggarannya melalui dana desa yang lumayan cukup," harapnya.

Sejauh ini pihaknya belum memilki data valid capaian penanganan TBC

Ia menyebut sementara ini belum ada instrumen detail dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Penanganannya mengacu pada 3 indikator utama Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk tuberkulosis (TBC) yakni penemuan kasus, inisiasi pengobatan, dan investigasi kontak sudah sangat baik.

"Bisa dikatakan dari kabupaten/kota di NTB kita masih yang terbaik untuk pencapaian indikator SPM TBC," urainya 

"Kalau kita bicara target juga sementara ini kita belum putuskan. Tapi kalau target nasional tahun 2023, tentu kita ingin mencapainya lebih dulu sebelum nasional," pungkas Indra.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved