Pilkada 2024

3 Fitur Baru Pilkada.AI: Video Generative, Pemantauan Media, hingga Kamar Hitung

Pilkada.AI merupakan platform berbasis teknologi Generative Artificial Intelligence (AI) dan big data untuk mengoptimalkan efektivitas kampanye

ISTIMEWA
CEO Pilkada.AI Nadia Shabilla mengenalkan salah satu fitur terbaru dari Pilkada.AI yakni Kamar Hitung pada Rabu 30 Oktober 2024 di Jakarta. Kamar Hitung merupakan inovasi di Pilkada.AI yang memudahkan Calon Kepala Daerah (Cakada) saat memantau proses rekapitulasi suara secara real-time, mirip dengan quick count. 

Selain itu, tim sukses (timses) juga bisa memasukkan angka hasil perhitungan secara manual untuk memastikan keakuratan data yang diunggah.

Pada hari pencoblosan, timses dari setiap calon kepala daerah dapat mengunggah hasil rekapitulasi dari setiap TPS, baik melalui foto maupun input manual. 

“Teknologi AI kami akan langsung memproses data tersebut, menghasilkan grafik secara real-time dari seluruh daerah pemilihan.  Melalui fitur Kamar Hitung, rekapitulasi suara menjadi lebih cepat, mudah, dan fleksibel, membantu timses memantau hasil pemilu dengan efisien tanpa harus menghadapi kerumitan proses manual,” ungkap Nadia. 

Tambahan ketiga fitur baru tersebut semakin melengkapi service yang ditawarkan Pilkada.AI

Menurut Nadia, Pilkada.AI menawarkan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menyediakan layanan mulai dari pemetaan politik, rekomendasi strategi dan komunikasi, hingga aplikasi untuk tim kampanye.

“Jadi bisa dikatakan, yang kami tawarkan adalah one stop service yang komprehensif. Kami tidak hanya memberikan alat atau fitur tunggal, tapi juga menyediakan solusi lengkap yang memungkinkan Cakada untuk mengelola kampanye mereka dengan lebih efisien dan efektif,” tambahnya.

Hemat Biaya Kampanye hingga 40 Persen

Efisien dan efektif adalah dua kata kunci yang sangat penting dalam proses kontestasi Cakada. 

Menurut survei dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dirilis pada September 2022 lalu, biaya yang dibutuhkan untuk mencalonkan diri sebagai bupati atau wali kota berada pada kisaran Rp20-30 Miliar. 

Sementara untuk maju pada jabatan gubernur atau wakilnya membutuhkan modal Rp100 miliar bahkan hingga Rp400 miliar.

Nadia mencatat, beberapa hal yang menjadi penentu besarnya biaya kampanye antara lain adalah wilayah, tingkat kompetisi, strategi kampanye dan faktor-faktor lainnya.

Angka inilah yang sering menjadi batu sandungan bagi para Cakada bahkan bisa menjadi bumerang setelah pesta kontestasi berakhir. 

Namun dengan pemanfaatan big data berbasis teknologi AI yang memberikan data secara komprehensif dan akurat, Cakada sebenarnya dapat merencanakan kampanye mereka dengan lebih efisien dan efektif.
  
Penggunaan Platform Pilkada.AI yang canggih dan inovatif, sebagai contoh, bahkan bisa menghemat biaya kampanye hingga 40 persen. 

Hanya dengan biaya mulai dari Rp300 juta sampai Rp1 miliar (tergantung wilayah dan level pemilihan), Cakada sudah bisa memanfaatkan berbagai fitur pintar dari Pilkada.AI yang komprehensif untuk mendekatkan mereka dengan para pemilih. 

Keamanan Data Pengguna Terjamin
Terkait keamanan dan kerahasiaan, Nadia menjamin keamanan data pengguna Pilkada.AI

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved