Pilkada 2024
Lalu Iqbal dan Tantangan NTB Keluar dari Jebakan Laten Provinsi Tertinggal
Lalu Muhamad Iqbal adalah sosok yang layak untuk menjadi calon pemimpin inspiratif, pendobrak, dan tidak biasa
Lalu, menutup diri dan menolak tentang isu perubahan, terkungkung pada pola pikir lama yang sejatinya biasa saja.
Seperti misalnya, merasa yakin bahwa seorang pemimpin yang baik hanyalah yang ada di lingkup mereka dan yang mereka telah lama kenal.
Padahal, tak sedikit para pejabat atau pemimpin lama tersebut terjebak dalam pola pikir statis, tersandera oleh banyak persoalan masa lalu, dan menjalankan amanah jabatannya sekedar rutinitas tanpa memiliki keberanian untuk berinovasi dan berkreasi dalam melayani rakyat.
Berani Mencoba Hal Baru
Agar bisa keluar dari jerat dan jebakan Kawasan Tertinggal, kita bisa belajar dari daerah-daerah lain yang mampu melepaskan diri dari jebakan tersebut.
Kabupaten Bantaeng adalah salah satunya. Pada satu-dua dekade lalu, Bantaeng merupakan salah satu kabupaten termiskin di Propinsi Sulawesi Selatan. Tak banyak yang mengenal daerah tersebut.
Baca juga: Menanti Pasangan Lalu Iqbal di Pilgub NTB 2024
Angka kemiskinan tinggi, pertumbuhan ekonomi rendah, infrastruktur ekonomi yang memprihatinkan, dan relatif terisolasi dari daerah-daerah lainnya. Masyarakatnya saat itu sudah pasrah menerima keadaan, dan tidak yakin ada jalan untuk keluar dari situasi sulit tersebut.
Lalu muncullah sosok putra daerah, seorang profesor pertanian dari kampus Jepang yang bernama Nurdin Abdullah.
Beliau seorang akademisi, dan tidak memiliki pengalaman di birokrasi pemerinrah daerah. Lalu, hanya dalam rentang waktu 5-7 tahun beliau dipercaya sebagai kepala daerah, Bantaeng menjadi kabupaten dengan tingkat pertimbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Selatan, mengalami 5x lipat kenaikan dari masa awal menjabat, angka kemiskinan yang menurun tajam, serta indek sumber daya manusia yang meningkat pesat dengan suksesnya program stunting dan beasiswa pendidikan bagi ASN dan lulusan SMU.
Begitu juga dengan apa yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan sosok pemimpin spiratifnya, Dr. Azwar Anas. Daerah yang dulu dikenal agak hitam, pusat warok, santet, dan hal lain yang kurang positif, berubah menjadi salah satu kabupaten dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan terdepan.
Juga, di Kabupaten Kulon Progo ada figur bupati dr. Hasto Wardoyo, sosok revoluisoner yang mengenalkan program kemandirian fenomenal, ‘Bela Beli Kulonprogo’.
Menjadikan Kulon Progo mampu mengejar ketertinggalan dibanding kabupaten/kota lain di Yogyakarta.
Ketiga sosok tersebut pada akhirnya dipercaya untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Prof Nurdin Abdullah menjadi Gubernur Sulsel, meskipun di akhir jabatannya beliau tersandung kasus korupsi. Dr. azwar Anas saat ini menjadi Menteri PAN & RB, dan dr. hasto Wardoyo dipercaya menjadi Kepala BKKBN.
Belajar dari ketiga kasus tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sosok pemimpin yang tepat dan berkualitas sangat berpeluang untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Keluar dari situasi rutin yang biasa-biasa aja, terjebak dalam lubang keterbelakangan, lalu bangkit dan gagah untuk bersanding sejajar dengan daerah lain yang telah lebih dahuli eksis.
Bawaslu NTB Tegaskan Penguatan Demokrasi Tetap Digencarkan Meski Pilkada 2024 Usai |
![]() |
---|
Putusan Sidang Pendahuluan Sengketa Hasil Pilkada 2024 Dibacakan MK 4-5 Februari 2025 |
![]() |
---|
Bawaslu NTB Susun Outlook Penguatan Demokrasi 2025, Ajak Kepala Daerah Tindaklanjuti Problem Pilkada |
![]() |
---|
Catatan Bawaslu NTB tentang Pilkada 2024 Terkait Inovasi dan Anggaran |
![]() |
---|
Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Dilantik Serentak Presiden Prabowo 6 Februari 2025 di Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.