Opini

Era NTB Gemilang Usai, Muncul Harapan Baru NTB Mendunia Bersama Lalu Muhammad Iqbal

Lalu Muhammad Iqbal adalah harapan baru pasca NTB gemilang untuk menghadapi pergaulan dunia yang sudah tidak terbatas

ISTIMEWA
Lalu Iqbal bersama Amir Mahmud. Lalu Muhammad Iqbal adalah harapan baru pasca NTB gemilang untuk menghadapi pergaulan dunia yang sudah tidak terbatas. 

Oleh: Amir Mahmud
Anggota Bawaslu Lombok Timur 2018-2023. Pernah menjadi Peneliti di Somasi dan Fitra NTB.

Pemerintahan NTB gemilang sudah usai. Era baru menunggu. Seperti biasa masyarakat kembali harus menentukan calon kepala "masinis lokomotif" pembangunan NTB.

Ibarat sebuah lokomotif kereta api bernama "NTB gemilang". NTB merupakan lokomotif yang menjalankan atau menarik sepuluh gerbong dengan rute Ampenan-sape.

Dalam gerbong itu ada banyak muatan yang ditampung di dalamnya. Ada barang(komoditi), ada manusia dan ada juga hewan⊃2; ternak juga komoditi pangan lainnya. Dan sudah pasti di kendarai oleh seorang kepala masinis.

Seperti biasa dalam hidup ini tidak ada yang abadi. Semua ada limit waktunya. Begitu juga sebagai kepala masinis ada batasnya. Dalam lokomotif "NTB gemilang" seorang kepala masinis aturannya hanya boleh menjabat hanya dua periode dan setiap periode hanya lima tahun.

Kenapa dua periode dan hanya lima tahun dalam satu periode itulah norma aturannya. Sebuah aturan akan memiliki daya paksa harus memiliki beberapa unsur/asas yaitu kemanfaatan, kepastian dan keadilan. Oleh pembentuk aturan sengaja diberikan kepastian limitasi untuk memenuhi aspek teoritik dari sebuah regulasi. Dan salah satu ciri sebuah aturan harus berkepastian.

Selain itu juga menurut penulis adalah juga untuk memberikan ruang evaluasi terhadap kinerja dan kemampuan kepala masinis; apakah sudah sesuai harapan dan tujuan tercapai atau tidak, sehingga dampaknya apakah perlu kita merekomendasikan kepala masinis lama untuk melanjutkan men-drive lokomotif kita atau sebaliknya.

Tentu tergantung dari kita sebagai pemegang otoritas mutlak dari pengguna jasa lokomotif.
Kita punya hak untuk memastikan perjalanan dan tujuan kita harus tercapai dengan selamat dan senang gembira (bahagia). Oleh karena lima tahun pertama harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menilai perjalanan dan kinerja kepala masinis kita yg lama.

Lima tahun telah berlalu tentu kita punya penilaian terhadap Kapala masinis lama. Pertanyaannya sudah sejauh mana lokomotif bernama NTB ini di bawa? Apakah sudah berhasil dikendarai dengan gemilang? Selain itu apakah gerbongnya masih bagus atau sudah ada yang bocor, kropos, atau jangan-jangan ada gerbong sudah terlepas dari kepala gerbong.

Banyak pertanyaan yg harus kita munculkan untuk menilai kinerja kepala masinis kita, karena ini bukan hanya soal kemampuan mengendarai tetapi juga berkaitan dengan maintenance dan perencanaan sumber daya yg ada di dalam gerbong tersebut.

Beberapa pertanyaan itu kiranya penting kita gugat ke dalam diri kita masing-masing sebagai pengguna dari jasa kepala lokomotif itu. Apakah sudah berhasil atau sebaliknya. Kenapa penting saya (penulis) utarakan dan pertanyakan ke halayak publik, tentu dengan harapan kita bisa memberikan penilaian dan evaluasi kinerja kepala masinis. Sehingga dengan demikian kita bisa memastikan bahwa dalam penentuan kepala masinis yang baru kita sudah menentukannya dengan kesadaran dan pertimbangan yang matang.

Dalam penentuan kepala masinis lima tahun kedepan banyak hal yang harus menjadi tolok ukur dan pertimbangan ketika kita akan memutuskan siapa calon kepala masinis yg paling relevan untuk membawa kita sampai pada tujuan dan harapan yang kita rancang bersama sebagai pengguna jasa.

Pada konteks politik, pemerintah NTB lebih kurang adalah lokomotif yang harus kita nilai, evaluasi, kritik dan koreksi kebijakan kepala pemerintahan selama lima tahun. Apakah kebijakan yg selama ini dibuat sudah memenuhi harapan dan janji mereka sebagai kepala pemerintahan. Apakah kebijakan "masinis lama" selama lima tahun ini sudah menjangkau harapan rakyat kecil, atau justru hanya menjangkau masyarakat tertentu.

Berdasarkan data BPS NTB angka kemiskinan justru semakin bertambah dari angka 737, 46 jiwa pada maret 2018 menjadi 751, 23 jiwa pada periode Maret 2023. Fakta data ini adalah bukti bahwa betapa pentingnya kita sebagai pengguna dari lokomotif bernama NTB untuk melakukan evaluasi, koreksi dan nilai secara utuh.

Pilkada dan harapan baru

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved