Pilkada 2024
Paket Mahmud Abdullah-Abdul Rofiq di Pilkada Sumbawa 2024, Kekuatan Petahana dan Pimpinan Dewan
Pasangan Mahmud Abdullah dan Abdul Rofiq atau disingkat Mofiq muncul sebagai yang diunggulkan dalam Pilkada Sumbawa 2024
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Sejumlah pasangan calon bupati dan wakil bupati Sumbawa telah muncul menjelang Pilkada 2024.
Salah satunya yakni pasangan Mahmud Abdullah dan Abdul Rofiq atau disingkat Mofiq.
Mahmud atau Haji Mo kini menjabat sebagai Bupati Sumbawa atau akan menjadi calon petahana.
Sementara Abdul Rofiq merupakan Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa.
Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 Bambang Mei Finarwanto menilai bahwa pasangan ini sempurna.
Baca juga: Bahas Pilkada NTB 2024: Bang Zul Bertemu Rohmi, Lalu Iqbal Nongkrong dengan H Rizal
Bagaimana tidak, keduanya punya modal politik yang kuat.
Keduanya adalah figur yang hadir dengan integritas, kompetensi, dan popularitas,” kata Direktur Mi6 di Mataram, Senin (11/3/2024).
Haji Mo yang lahir pada 10 April 1956 ini adalah figur yang kenyang pengalaman birokrasi.
Mengawali karir Abdi Negara semenjak tahun 1983, Haji Mo telah memangku nyaris seluruh jabatan strategis.
Mulai dari camat, kepala dinas, hingga sekretaris daerah.
Baca juga: Pengamat Politik UIN Mataram Ihsan Hamid Nilai Pilkada NTB 2024 Masih Dihiasi Wajah Lama
Karir cemerlangnya kian komplet dengan memangku jabatan Wakil Bupati dan kini Bupati Sumbawa setelah terpilih dalam ajang pesta demokrasi.
Di sisi laini, Abdul Rofiq saat ini adalah Ketua DPRD Sumbawa.
Politisi PDI Perjuangan kelahiran 27 Agustus tahun 1974 ini, telah menjadi wakil rakyat semenjak tahun 2009.
Dalam dua edisi Pemilu, baik 2019 maupun 2024, Abdul Rofiq meraih suara pribadi terbanyak.
Tak ayal, Didu, panggilan karib Bambang Mei, menyebut Mofiq merupakan kesatuan energi pengalaman eksekutif dan legislatif.
Pasangan Mofiq, kata Didu, adalah kombinasi antara jejak langkah yang telah menciptakan sejarah dan langkah-langkah baru yang akan membentuk masa depan yang cerah.
Sebuah hal yang sangat dibutuhkan masyarakat Kabupaten Sumbawa.
Didu menegaskan, kemunculan pasangan Mofiq yang kini mulai memantik perhatian publik, bukanlah suatu yang kebetulan.
Melainkan diyakininya telah melalui proses matang dan pertimbangan strategis yang berlapis.
Haji Mo telah mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar.
Demikian juga dengan Abdul Rofiq yang merupakan politisi kawakan PDI Perjuangan.
Baca juga: Lalu Iqbal Ungkap Isi Obrolan dengan Khairul Rizal, Bahas Duet Iqbal-Sitti Rohmi di Pilkada NTB 2024
Posisi Strategis Pasangan Mofiq
Didu menilai Mofi merupakan wujud keberlanjutan.
Dengan menggandeng Ketua DPRD, bupati petahana dapat memastikan adanya kontinuitas kepemimpinan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Keduanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang program unggulan yang telah dan sedang berjalan.
Nilai tambahnya, keduanya dapat menyusun strategi jitu untuk keberlanjutkan berbagai program itu.
Di sisi elektoral, Didu menyebut bupati petahana dan ketua dewan dapat menghadirkan penguatan basis politik.
Baca juga: Zulkieflimansyah Beberkan Isi Pertemuan dengan Rohmi, Paket Zul-Rohmi Lanjut di Pilkada NTB?
Tak hanya di tingkat elit di lingkup anggota dewan, tetapi juga kekuatan akar rumput.
Mofiq dinilai dapat bersinergi dalam memobilisasi dukungan politik, yakni menggabungkan basis dukungan dari partai politik dan masyarakat umum.
Hal yang sangat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin tim pemenangan.
”Kedua tokoh ini dapat membawa dan menghadirkan pengaruh dan jaringan politik yang luas. Dan ini sudah pasti memperkuat peluang kemenangan,” ucap Didu.
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah, seorang ketua DPRD biasanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang proses legislasi dan pengambilan keputusan di tingkat legislatif.
Kombinasi bupati petahana dengan ketua DPRD ini, lanjut Didu, dapat membantu dalam menyusun kebijakan yang lebih efektif dan meminimalkan hambatan legislatif manakala pasangan tersebut terpilih memangku amanah dari masyarakat.
Di sisi lain, perpaduan pengalaman dua figur yang berasal dari ekskutif dan legislatif, biasanya kata Didu, akan menjadikan mereka dengan mudah bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pembangunan.
Kombinasi kepemimpinan daerah yang berasal dari bupati petahana dan ketua DPRD, dalam banyak bukti kata Didu melanjutkan, telah membawa pemahaman yang lebih baik terhadap dinamika dan kebutuhan lokal.
Inilah yang membantu mereka mengidentifikasi prioritas-prioritas yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.
”Pasangan bupati petahana dan Ketua DPRD ini dapat memperkuat otoritas dan legitimasi keduanya, karena masyarakat dapat melihat adanya kesinambungan dan kestabilan dalam kepemimpinan daerah,” kata analis politik yang lama malang melintang sebagai aktivis pro demokrasi ini.
Baca juga: Hasil Pemilu 2024 Bikin Perindo NTB Pede Tatap Pilkada
Potensi Dukungan Partai
Duet pasangan ini berpotensi menghadirkan aliansi koalisi partai yang linier dalam Pilkada serentak di seluruh tingkatan di NTB, mulai dari Pilkada di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
Duet Haji Mo dengan Abdul Rofiq yang merupakan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumbawa, kata Didu, berpotensi menghadirkan koalisi serupa di Pemilihan Gubernur NTB maupun Pilkada kabupaten/kota lainnnya.
Didu menilai, peluang Ketua DPD Partai Golkar NTB Mohan Roliskana yang saat ini menjabat Wali Kota Mataram untuk berduet dengan HW Musyafirin, politisi DPD PDI Perjuangan yang kini menjabat Bupati Sumbawa Barat, juga terbuka lebar.
Mohan maupun Musyafirin, telah mengantongi mandat dari partai masing-masing untuk maju di Pilgub NTB 2024.
”Dengan format Pilkada provinsi dan kabupaten/kota yang digelar serentak, koalisi yang linier ini akan menjadi salah satu kunci strategis untuk meraih kemenangan pasangan yang diusung,” kata Didu.
Dia mengatakan, koalisi linier tersebut memungkinkan mobilisasi dukungan politik yang lebih meluas.
Partai-partai pengusung dapat bekerja bersama untuk meraih dukungan lintas wilayah dan menciptakan basis dukungan yang lebih kuat dan luas.
Selain itu, dukungan dari partai politik yang berkoalisi secara linier, dapat membuka peluang untuk merancang strategi pemenangan yang terpadu.
Dengan begitu, pasangan yang diusung dapat memanfaatkan kesinambungan dalam pesan dan narasi kampanye, termasuk menciptakan konsistensi yang dapat meraih hati pemilih.
”Koalisi linier di pilkada juga memungkinkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Koordinasi yang baik dapat mengoptimalkan alokasi dana kampanye, materi kampanye, dan relawan, sehingga menciptakan kampanye yang lebih efektif,” tutup Didu.
(*)
Bawaslu NTB Tegaskan Penguatan Demokrasi Tetap Digencarkan Meski Pilkada 2024 Usai |
![]() |
---|
Putusan Sidang Pendahuluan Sengketa Hasil Pilkada 2024 Dibacakan MK 4-5 Februari 2025 |
![]() |
---|
Bawaslu NTB Susun Outlook Penguatan Demokrasi 2025, Ajak Kepala Daerah Tindaklanjuti Problem Pilkada |
![]() |
---|
Catatan Bawaslu NTB tentang Pilkada 2024 Terkait Inovasi dan Anggaran |
![]() |
---|
Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Dilantik Serentak Presiden Prabowo 6 Februari 2025 di Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.