Sekolah Rusak karena Gempa, 6 Tahun Guru dan Siswa SDN 2 Batuyang Belajar di Huntara

Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur yang diharapkan melangsungkan pembangunan hingga saat ini belum ada kejelasan sama sekali.

Dok.Istimewa
Guru dan siswa SDN 2 Batuyang Lombok Timur belajar di hunian sementara, Senin (2/10/2023). Sekolah mereka rusak akibat gempa bumi tahun 2018. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Enam tahun sejak gempa bumi 2018, bangunan SDN 2 Batuyang, Kecanatan Pringgabaya, Lombok Timur tak kunjung diperbaiki.

Sebabyak 85 siswa dan siswi harus belajar di Hunian Sementara (Huntara) yang dibangunkan Pemerintah DKI Jakarta.

Sedang Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur yang diharapkan melangsungkan pembangunan hingga saat ini tak ada kabar.

Kepada TribunLombok.com, Kepala Sekolah SDN 2 Batuyang Zohrah mengungkapkan keluh kesahnya karena dia menilai tidak ada respons serius Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur.

"Kami sudah capek menyodorkan proposal bantuan ke Dikbud ini, namun sampai 6 tahun ini tidak ada hasil sama sekali, tak ada respon serius," ucapnya saat ditemui TribunLombok.com, Senin (2/10/2023).

Baca juga: Pj Bupati Lombok Timur Juaini Taofik Pimpin Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Dia mengungkap, Dikbud beralasan pembangunan SDN 2 Batuyang belum bisa dilakukan karena data Dapodik yang ada tidak sesuai dengan keadaan yang di lapangan.

Akan tetapi, data Dapodik itu tiap tahun diperbaiki, namun setiap tahun pula ketika dicek ke Pusat Data Dapodiknya selalu berubah.

"Sering kita perbaikan (Dapodik), bahkan kalau ada surat dinas langsung kita perbaiki, bahkan perbaikan itu kita dibantu pihak dari Dikbud semasa kepemimpinan pak Kadis yang dulu (Dewanto Hadi)," katanya.

Namun kata dia, semasa Kadis yang baru yakni Izzuddin, seolah-olah pihak dari SDN 2 Batuyang tak dianggap.

"Saya sering sekali mengirimkan pesan ke Pak Kadis yang baru (Izzuddin) namun hanya centang satu, ndak ada tanggapan seolah tak mau tahu," tuturnya.

Bahkan kata dia, selama kurun waktu 3 tahun kepemimpinan Izzuddin, perbaikan yang diharapkannya terwujud untuk SDN 2 Batuyang tak jelas statusnya.

Kini keadaan sekolah yang berada di pinggir jalan provinsi itu kian menghawatirkan dan terancam diambil alih oleh pihak swasta, dalam hal ini yakni Muhammadiyah.

"Kalau kita terus seperti ini mau tidak mau kita serahkan saja tanah ini ke pihak Muhammadiyah yang secara tegas akan memperbaiki dan mengubah statusnya menjadi pondok pesantren," tegasnya.

Hal ini dikarenakan, kerusakan sekolah berdampak pada penurunan jumlah siswa dari tahun ke tahunnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved