Krisis Air Bersih di Musim Kemarau

Nestapa Warga Terpencil Lombok Tengah Alami Kekeringan, Sulit Air Bersih Hingga Batuk Kering

Air keran dari PDAM macet selama tiga bulan terakhir, sumur bor pun debitnya kecil

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Sahlan (kanan) bersama warga Desa Beber Lombok Tengah mengangkut air dari tangki bantuan PDAM. Air keran dari PDAM macet selama tiga bulan terakhir, sumur bor pun debitnya kecil. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Ribuan warga Desa Beber, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah terdampak musim kemarau panjang berujung kekeringan hingga sulit air bersih.

Di antaranya warga di Dusun Paok Kuning, Dusun Lendang Tampang, Lekong Empat, Mertak Kesambiq Lauk, Montong Kecial, dan Lengkoq Paek.

Berdasarkan pantauan TribunLombok.com, debit air di Batukliang juga mengalami penurunan bahkan hingga 50 persen.

Air keran PDAM pun minim sehingga warga harus mengambil ke desa tetangga maupun ke warga lain yang punya sumur bor.

Baca juga: Warga di Lombok Barat Terpaksa Turun Gunung Cari Air Bersih saat Bencana Kekeringan

Warga Paok Kuning Sumasti mengungkapkan, air keran dari PDAM macet selama tiga bulan terakhir.

Guna mencukupi pasokan air bersih, ia meminta kepada tetangga yang mempunyai air dari sumur bor.

"Kita minta ke tetangga untuk minum-minum saja. Kalau mencuci kita pergi ke kali. Banyak yang sakit karena ndak ada air bersih. Sementara air yang kita minum sehari-hari kurang bersih," jelasnya kepada Tribun Lombok Senin, (11/8/2023).

Hal senada juga diungkapkan Sahlan. Warga Beber ini selama tiga bulan mengalami batuk kering.

Saat pergi ke sungai untuk mengambil air, sayangnya air tersebut sudah keruh dan menguning karena debit air yang terus berkurang.

Baca juga: Kisah Kekeringan di Lombok Barat: Warga Turun Gunung Cari Air Bersih, Jika Beli Harganya Rp200 Ribu

"Sudah tiga bulan ini saya dan warga lainnya mengalami kekurangan air. Sakit dan batuk kering menjadi yang dominan karena air ndak bersih," jelasnya.

"Pengobatannya ya pergilah ke dokter kalau ada uang. Kalau ndak ada uang ya kita biarin aja," sambungnya.

Guna mendapatkan stok air untuk masak dan minum, warga Batukliang terpaksa harus mengambil dari sela-sela pematang sawah.

Ia menjelaskan, sumur bor di desa itu tidak mencukup untuk menyuplai kebutuhan warga karena debitnya kecil.

Warga sebelumnya sudah menerima air bersih dari Perusahaan Air Minum Umum Daerah Tirta Ardhia Rinjani atau Perumda Tiara Lombok Tengah.

"Saya ucapkan terima kasih kepada PDAM Lombok Tengah. Saya harapkan bisa terus datang bantuan. Karena kalau air dari PAM tidak hidup saya berharap terus ada datang bantuan," jelasnya.

Dikatakannya, air bersih dari pemerintah ini hanya cukup untuk dua hari saja dan hanya digunakan untuk minum dan memasak saja.

Sementara untuk mandi, masyarakat memilih untuk pergi ke sungai dan kali meskipun warnanya menguning dan keruh.

Sementara itu, Kepala BPD Beber Habibi mengungkapkan, saat ini yang menjadi persoalan saat ini adalah mengenai pipanisasi.

Oleh karenanya, pihaknya melakukan koordinasi dengan PDAM Lombok Tengah untuk melakukan penyaluran air khususnya untuk air PAM ini.

"Saat ini pipanya masih dalam perbaikan," jelasnya.

Baca juga: Lombok Timur Bakal Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan, 9 Kecamatan Krisis Air Bersih

Habibi mengungkapkan, Dusun Paok Kuning ini adalah yang paling terpencil dibandingkan dusun lainnya di Desa Beber.

Letaknya yang berada di dataran tinggi juga membuat Dusun Paok Kuning Desa Beber cepat mengalami kekeringan.

"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat meminta dari desa lainnya yang lancar airnya. Mereka mengambil pasokan dari sana dan juga mereka meminta pula air bersih ke tetangga yang punya Sumur bor," pungkas Habibi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved