Krisis Air Bersih di Musim Kemarau
Kisah Kekeringan di Lombok Barat: Warga Turun Gunung Cari Air Bersih, Jika Beli Harganya Rp200 Ribu
tidak semua Kepala Keluarga bisa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pilihannya adalah turun gunung ke sumber mata air
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tujuh dusun di Desa Labuhan Tereng, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau tiba.
Setiap tahunnya warga harus menyisihkan sebagian uangnya untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Meskipun bantuan air bersih selalu berdatangan, nyatanya masih belum dapat mencukupi untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak.
Tim Satgas Kekeringan Mudahar menjelaskan, desanya sudah tiga bulan yang lalu mengalami kekeringan. Namun hingga saat ini ukuran tangan dari pemerintah belum juga sampai.
Baca juga: Sumur Bor Tenaga Surya di Suela Lombok Timur Senilai Rp1,3 Miliar Mangkrak, Warga Kesulitan Air
Saat ini warga di tujuh dusun hanya mengandalkan bantuan air bersih dari PTAM Giri Menang, yang setiap minggunya membawa satu tangki air bersih untuk satu dusun yang dilakukan secara bergiliran.
"Yang rutin datang membawakan air untuk warga PDAM Giri Menang, namun itupun tidak cukup" kata Kasi Kesejahteraan Desa Labuhan Tereng saat ditemui saat penyaluran air bersih, Selasa (29/8/2023).
Ketujuh dusun yang terdampak kekeringan diantaranya Dusun Embung Kolah, Pelopok, Pancor Emas, Gerepek, Lendang Andus, Kesambik Rempek.
Sementara untuk Dusun Tibu Lilin sudah mampu mengatasi kekeringan dengan membuat sumur bor.
Mudahar menjelaskan, air yang dibawa PTAM Giri Menang hanya bisa dimanfaatkan tiga sampai empat hari saja, sementara selebihnya warga harus membeli air dengan kisaran harga Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Tidak cukup jadi warga kita beli dari luar dusun, harganya Rp 200 ribu kadang Rp 100 ribu per 1.000 liternya tergantung, itu bisa digunakan seminggu," kata Satgas Kekeringan Desa Labuhan Tereng itu.
Kepala Dusun Embung Kolah H Supardi berharap bantuan air bersih tidak hanya dari satu pihak saja, namun juga pemerintah segera meberikan bantuan air bersih untuk warganya.
Dikatakan Supardi, 235 Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan di Dusun Embung Kolah, dari jumlah tersebut tidak semua Kepala Keluarga bisa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Masyarakat di sini berharap pemerintah segera menyalurkan air semacam ini, ada sekitar 235 KK," tutup Supardi.
Turun Gunung Cari Air
Nestapa Warga Terpencil Lombok Tengah Alami Kekeringan, Sulit Air Bersih Hingga Batuk Kering |
![]() |
---|
Warga di Lombok Barat Terpaksa Turun Gunung Cari Air Bersih saat Bencana Kekeringan |
![]() |
---|
Sumur Bor Tenaga Surya di Suela Lombok Timur Senilai Rp1,3 Miliar Mangkrak, Warga Kesulitan Air |
![]() |
---|
Warga Longserang Lombok Barat Alami Krisis Air Bersih Meski Tinggal di Tepi Hutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.