Petani NTB dan NTT  Mendapat Keuntungan Setelah Tanam Bibit Jagung Bioteknologi DK95R dari Bayer

Bioteknologi dalam pengembangan pertanian membawa keuntungan dan kemudahan bagi petani di Indonesia.

|
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA
Hasil dari bibit jagung bioteknologi DK95R saat dilihat Bupati Dompu, Kader Jaelani bersama Kapolres Dompu dan jajaran PT Bayer Indonesia di Desa Banggo Kabupaten Dompu, Rabu (26/7/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, DOMPU - Bioteknologi dalam pengembangan pertanian membawa keuntungan dan kemudahan bagi petani di Indonesia.

Petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), telah merasakan bagaimana penggunaan bioteknologi ini memudahkan dan memberikan keuntungan bagi mereka.

Baca juga: Bayer Luncurkan Bibit Jagung Bioteknologi DK95R, Pendapatan Petani NTB Berpotensi Naik 30 Persen

Petani dari Kabupaten Belu, NTT, Emelinda Mutumau misalnya, telah menanam jagung di Belu sejak tahun 2007 lalu.

Namun keuntungan yang luar biasa baru ia rasakan, setelah menanam bibit jagung dengan bioteknologi DK95R.

Ia mengungkap, biasanya harus membersihkan gulma atau rumput hingga 4 kali selama musim tanam jagung berlangsung, yakni selama 4 bulan usia jagung.

"Kita tidak bisa gunakan cairan pembasmi gulma karena bisa bikin mati kita punya jagung," ungkapnya.

Selama empat kali pembersihan gulma tersebut, Emelinda harus mengeluarkan uang hingga Rp4 juta untuk membayar pekerja.

"Itu di luar makan minum ya, kalau dihitung dengan itu semua lebih banyak lagi pengeluaran saya," tambahnya.

Namun sejak menanam bibit jagung dengan sistem bioteknologi ini, ia sudah menghemat biaya pembersihan gulma jutaan rupiah.

Emelinda hanya melakukan pembersihan gulma 1 kali saja, yakni pada usia jagung 10-20 hari, menggunakan roundup atau cairan pembasmi gulma.

Dari Rp4 juta, Emelinda kini hanya mengeluarkan Rp240 ribu saja untuk membeli cairan pembasmi gulma, untuk 4 bulan masa tanam.

"Ya bisa hitung sendiri bagaimana saya hemat sekali sekarang, tidak terlalu capek juga karena hanya sekali bersihkan gulma," tandasnya.

Satu hal yang paling penting ia rasakan setelah gunakan bibit jagung bioteknologi, yakni lebih banyak waktu ia bersama anak dan keluarga sehingga peran sebagai ibu dan istri berjalan lebih baik.

"Saya juga sudah bisa lebih sering kunjungi kelompok petani lain untuk ngobrol-ngobrol juga, karena waktu saya tidak habis hanya untuk ngurus jagung saya," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved