Berita Lombok Timur

Sosialisasi Tak Berhasil, Warga dari Sejumlah Desa Tolak Program SPAM Selatan Lombok Timur

Ratusan orang mulai dari petani hingga pekasih menyatakan penolakan karena proyek SPAM tersebut berlanjut.

|
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Warga dari berbagai desa di Lombok Timur di antaranya Desa Sangiang, Padamara, Rumbuk, hingga Lepak datang ke pusat pengerjaan proyek SPAM di Desa Kotaraja menyuarakan penolakan mereka, Selasa (30/5/2023). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Program Sistem Penyediaan Air Minum atau SPAM pantai selatan yang dijalankan Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur didukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT terus menuai penolakan.

Baca juga: Warga Kotaraja Lombok Timur Tolak SPAM Pantai Selatan, Sempat Cekcok saat Sosialisasi di Kantor Desa

Teranyar, warga dari berbagai desa di Lombok Timur di antaranya Desa Sangiang, Padamara, Rumbuk, hingga Lepak datang ke pusat pengerjaan proyek di Desa Kotaraja menyuarakan penolakan mereka, Selasa (30/5/2023).

Ratusan orang mulai dari petani hingga pekasih menyatakan penolakan karena proyek SPAM tersebut berlanjut.

Seorang warga, Lalu Suherman mengatakan kedatangannya ke pusat pengerjaan proyek karena mendegar informasi kedatangan tim Pemda Lombok Timur meninjau lokasi.

"Kami mendatangi kantor Desa Kotaraja untuk menyuarakan penolakan, kami mengira ada kegiatan dihadiri Pemda di sini," ucapnya.

Kepala Desa (Kades) Kotaraja, L. Supiandi menegaskan pengerjaan proyek SPAM di wilayahnya telah dihentikan sementara.

Hal itu sesuai dengan kesepakatan antara pihak desa dengan Pemda Lombok Timur setelah sosialisasi sebanyak tiga kali.

Ia juga mengakui sebagian besar masyarakat Kotaraja menolak pembangunan proyek SPAM pantai selatan.

"Posisi kita juga saat ini sama yakni menolak, namun sebaiknya bapak-bapak menyuarakan ke pejabat yang berwenang mengeluarkan kebijakan," jelasnya.

Hadir juga saat itu 12 pekasih yang berasal dari 5 desa. Ha ini diungkapkan Ishak, pekasih asal Padamara saat dimintai keterangan di lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA).

"Kita datang untuk menolak pengerjaan program SPAM ini," katanya.

Menurut dia, program SPAM itu akan sangat berdampak kepada hasil pertanian, termasuk pada para peternak.

Menurut Ahyar Rosidi asal Brolelet, program SPAM membuat masyarakat di utara akan merasakan dampak pengambilan air dari sungai Krodet, apalagi pada saat musim kemarau.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, Juaini Taofik menjelaskan pentingnya program SPAM tersebut bagi masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved