Berita Lombok Timur

Warga Kotaraja Lombok Timur Tolak SPAM Pantai Selatan, Sempat Cekcok saat Sosialisasi di Kantor Desa

Sungai yang akan dijadikan sumber utama pengambilan proyek SPAM banyak dialiri dari mata air di wilayah hulu

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Kegiatan sosialisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan yang berlangsung di kantor Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Selasa (23/5/2023). Pertemuan tersebut terpaksa harus diakhiri karena ratusan masyarakat Desa Kotaraja menolak alasan apapun yang keluar dari Pemda terkait pembangunan SPAM Pantai Selatan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kegiatan sosialisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan yang berlangsung di kantor Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Lombok Timur berakhir nihil.

Pasalnya, pertemuan tersebut terpaksa harus diakhiri karena ratusan masyarakat Desa Kotaraja menolak alasan apapun yang keluar dari Pemda terkait pembangunan SPAM Pantai Selatan.

Keadaan sempat memanas saat sesi dialog dengan perwakilan masyarakat yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, HM Juaini Taofik.

Perwakilan warga Desa Kotaraja, Muslihin dalam pertemuan tersebut secara tegas menyampaikan penolakannya.

Baca juga: Program SPAM Pantai Selatan Lombok Timur Berlanjut Meski Ada Penolakan dari Sejumlah Warga

Muslihin bahkan menegaskan, meskipun sumber air yang digunakan dalam SPAM tersebut adalah air permukaan, namun sungai yang akan dijadikan sumber utama pengambilan proyek SPAM banyak dialiri dari mata air di wilayah hulu.

Walaupun program SPAM ini bermanfaat bagi masyarakat di Selatan, sambung dia, namun proyek tersebut juga sangat berdampak bagi masyarakat di Kotaraja.

"Memang benar di daerah hulu terdapat banyak pohon yang menyimpan air, namun karena pengaruh globalisasi, masyarakat hulu juga sangat kekurangan air saat ini," tegasnya.

Oleh sebab itu, kata dia, tidak jarang pihaknya menjumpai para pekasih ribut gara-gara memperebutkan air untuk mengairi lahan para petani.

"Itu tanda bahwa walaupun kami berada di wilayah hulu, namun kita kekuarangan air," ujarnya.

Masih kata Muslihin, Masyarakat mungkin tidak akan menolak program SPAM tersebut jika tidak banyak sumber air yang telah dimanfaatkan, namun kenyataannya, sudah banyak aliran pipa air yang di aliri ke selatan yang melewati kotaraja.

"Mungkin saat ini kami masih bisa menikmati air saat ini. tapi bagaimana dengan anak cucu kami nantinya," tanyanya.

Ia menyayangkan, Sosialisasi SPAM selatan di Kotaraja baru dilaksanakan ketika material dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) telah mulai dibangun.

Kepala Desa Kotaraja, Lalu Suiandi juga menyayangkan pengerjaan SPAM diwilayahnya tanpa adanya sosialisasi di wilayahnya sebelum mulai dikerjakan.

Ia menegaskan, Proyek SPAM tersebut jangan sampai menghasilkan mata air di wilayah selatan namun menjadi air mata bagi masyarakat Kotaraja.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved