Berita Bima

Heboh di Bima Soal Ajakan Gerakan Stop Acara Wisuda TK Hingga SMA Gara-gara Uang Sumbangan

Sejumlah orang tua siswa di Bima mulai menyuarakan keberatannya karena biaya wisuda yang ditetapkan sekolah tidak sedikit

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
pixabay.com
Ilustrasi toga wisuda. Sejumlah orang tua siswa di Bima mulai menyuarakan keberatannya karena biaya wisuda yang ditetapkan sekolah tidak sedikit. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Beberapa hari terakhir, jagat media sosial di Bima dihebohkan dengan seruan dan ajakan kepada orang tua yang memiliki anak di tingkat TK, SD, SMP hingga SMA menolak agenda wisuda dan perpisahan.

Tren seremoni wisuda di Bima saat ini, mulai menimbulkan keresahan di kalangan orang tua.

Pasalnya, orang tua siswa harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk berpartisipasi pada kegiatan sekolah sekali setahun tersebut.

Prosesi wisuda yang sebelumnya hanya dikenal di kalangan Perguruan Tinggi (PT), kini menjadi prosesi wajib di jenjang pendidikan di bawahnya.

Tak tanggung-tanggung, mulai dari tingkat TK, hingga SMA semuanya menggelar prosesi wisuda yang mengenakan toga, hingga berias make up layaknya orang dewasa.

Baca Selanjutnya: Ombudsman ntb warning sekolah dan komite agar tidak tarik pungutan uang perpisahan atau wisuda

Sejumlah akun milik orang tua siswa pun, mulai menyuarakan keberatannya karena biaya yang ditetapkan sekolah tidak sedikit.

Satu di antaranya akun Yunita***** yang menuliskan, "#stop wisuda anak TK SAMPE SMA
Piti wisuda tahopu wii weli kai baju luu sekolah jenjang berikutnya (stop wisuda anak TK sampai SMA, uang wisuda lebih baik untuk beli baju untuk sekolah jenjang berikutnya)."

Ajakan akun ini langsung disambar netizen lain, dengan mengungkapkan rasa setujunya.

Pada kolom komentar, bahkan ada orang tua yang mengungkap, sekolah berdalih uang yang dikumpulkan adalah sumbangan karena harus menyewa gedung, terop dan biaya lainnya.

"Belum lagi orang tua harus siapkan baju yang sudah diterapkan seragam, kebaya, make up dan lainnya," komentar netizen.

Postingan ajakan ini sudah dibagikan 196 kali dan mendapatkan komentar 227 netizen.

Ada juga akun lain, yang menyuarakan hal sama, yakni Samada**** yang menuliskan, "Dinas Dikpora harus tegas menyatakan ke satuan Pendidikan jika wisuda dan perpisahan tidak wajib digelar."

Menurutnya, acara wisuda hanya hura hura hingga promosi sekolah yang dibungkus dengan acara ceremony di tempat terbuka.

Dampaknya banyak, mulai dari kecemburuan sosial karena tidak semua sekolah menggelar, hingga kesenjangan karena tidak semua wali murid mampu mengumpulkan uang yang ditetapkan berdasarkan hasil rapat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved