Berita Bima

Jembatan Putus Belum Diperbaiki, Warga Nggaro Ta'a Ntobo Kota Bima Patungan Bikin Jalan Sendiri

Warga Nggaro Ta'a, Syarifuddin kepada TribunLombok.com mengungkap, ada lebih dari 40 KK yang mendiami wilayah yang terletak di seberang sungai itu.

|
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN WARGA
Eksavator yang disewa warga Nggaro Ta'a Busu, Kelurahan Ntobo, Kota Bima untuk membuat jalan. Warga patungan uang Rp 100 ribu agar bisa mengakses jalan yang lebih layak dan tidak berbahaya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Lingkungan Nggaro Ta'a Busu, Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba, Kota Bima, patungan uang untuk membuat akses jalan sendiri.

Warga Nggaro Ta'a, Syarifuddin kepada TribunLombok.com mengungkap, ada lebih dari 40 KK yang mendiami wilayah yang terletak di seberang sungai tersebut.

Sejak dua tahun lalu, tepatnya tahun 2021 jembatan yang menghubungkan Nggaro Ta'a dengan lingkungan utama yakni Busu Ntobo, terputus akibat hantaman banjir.

"Jembatan gantung yang dibangun Osfam dan pemerintah itu sudah putus karena banjir tahun 2021, sampai sekarang tak kunjung dibangun lagi," ungkap Syarifuddin, Senin (22/5/2023).

Praktis sejak saat itu, warga Nggaro Ta'a harus melewati sungai jika ingin ke lingkungan lain untuk berbagai aktivitasnya.

Dampak yang paling besar, kata Syarifuddin, pada anak-anak terpaksa tidak bersekolah ketika musim hujan karena debit air sungai tinggi.

"Kalau musim hujan, anak-anak kami pergi sekolahnya pas air surut atau tidak ada hujan pagi. Kalau hujan pagi, pasti ga berangkat sekolah karena air sungai pasti tinggi dan tidak bisa dilewati," beber pria yang juga menjadi ketua RT 16 tersebut.

Dia mengakui, kondisi tersebut telah diketahui Pemerintah Kota Bima dan berjanji segera membangun kembali jembatan yang putus.

"Informasinya dibangun tahun ini, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda akan ada pekerjaan di sini," ujarnya dengan nada kecewa.

Karena tidak sanggup menunggu lagi, akhirnya 40 lebih warga di Nggaro Ta'a memutuskan untuk merogoh uang masing-masing untuk menyewa alat berat.

Alat berat tersebut disewa satu hari dengan harga Rp3.000.000, agar bisa membuat akses jalan di sungai sehingga bisa dilewati kendaraan.

Jalan yang dibuat pun sederhana, hanya terdiri dari tumpukan batu dan tanah yang ada di sekitar sungai.

"Mumpung lagi ga musim hujan, kalau hujan atau air sungai besar lagi, ya jalannya rusak lagi tergerus air," ujar Syarifuddin.

"Kami patungan masing-masing seratus ribu, untuk alat berat satu hari, semoga bisa selesai jalannya satu hari, jadi kami ga perlu patungan lagi," pungkasnya.

Kepala Dinas PUPR Kota Bima, Agus Purnama yang dikonfirmasi mengaku, akan mengecek terlebih dahulu ke bagian teknis apakah pembangunan Jembatan Busu tersebut telah dianggarkan atau belum tahun 2023 ini.

"Saya cek dulu ke bidang yang menangani," jawabnya, Senin (22/5/2023). (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved