Pemilu 2024

Survei OMI: Perindo dan NasDem Tak Kebagian Kursi di Pileg DPR RI Dapil Pulau Lombok Pemilu 2024

Hasil survei OMI menunjukkan, pada 2024 nanti akan ada partai inkumben yang terdepak dari posisi delapan besar

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Tangkapan layar hasil survei Olat Maras Institute terhadap popularitas parpol di pileg DPR RI dapil NTB II Pulau Lombok yang dirilis Senin (16/1/2023). 

"Ini sinyal yang bagus sebetulnya bagi TGB jika dilihat dari sisi positifnya," imbuhnya.

Namun, Miftah menerangkan lebih jauh, bahwa tahapan pendaftaran bacaleg baik Daftar Calon Sementara (DCS) maupun Daftar Calon Tetap (DCT) masih belum dimulai.

Artinya, ruang bagi Perindo khususnya TGB untuk lebih massif mensosialisasikan keberadaan dan niatan politiknya masih terbuka lebar agar diketahui masyarakat.

"Tahapan memang belum mulai, nanti jika sudah DCS dan DCT, sangat mungkin naik elektabilitasnya. Sebab kekuatan TGB enggak pernah turun. Doktor Zul kan sahabatnya TGB, Ibu Rohmi kan kakaknya. Pemilik kekuasaan di NTB dekat dengan beliau. Beberapa tokoh yang dekat dengan TGB juga menang di pilkada," ungkapnya.

Partai NasDem

Sementara itu, dalam konteks partai NasDem, pihaknya juga mengaku agak kaget terhadap hasil survei yang muncul. Pihaknya mengaku, partai NasDem yang saat ini diketuai oleh Willy Aditya di NTB itu akan terdepak dari posisi 8 besar.

Ia mengklaim, satu-satunya alasan kuat mengapa elektabilitas partai NasDem di NTB merosot adalah lantaran keluarnya gerbong Ketua DPW sebelumnya yang juga Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah dari partai besutan Surya Paloh itu.

"Kenapa NasDem bisa turun? Hipotesa kita yang paling kuat dan masuk akal adalah cabutnya gerbong Ibu Rohmi (NWDI). Dengan keluarnya Rohmi yang merupakan simbol dari TGB, apalagi TGB telah terang-terangan menginstruksikan jemaah NWDI untuk membesarkan partai Perindo bisa jadi penyebabnya," terangnya.

Diterangkan Miftah, efek keluarnya gerbong Rohmi dari NasDem NTB saat ini masih jauh lebih kuat ketimbang efek positif yang diterima partai NasDem atas deklarasi pencalonan Anies Baswedan sebagai capres.

Apalagi, TGB sebagai patron di Pulau Lombok, kata Miftah tampak menunjukkan gestur politik yang tidak pro terhadap Anies.

"Ini juga ada kaitannya dengan konstelasi politik nasional," jelasnya.

Miftah pun bersikukuh meskipun bakal calon anggota DPR RI partai NasDem dapil NTB II Pulau Lombok disebut akan diisi oleh petahana Syamsul Luthfi, hingga Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid, fakta itu belum menunjukkan tren yang positif terhadap elektabilitas partai NasDem di Pulau Lombok.

Sebelumnya, Olat Maras Institute (OMI) bekerjasama dengan MY Insitute menggelar Rilis Hasil Survei “Popularitas dan Elektabilitas Partai Politik di Provinsi Nusa Tenggara Barat Jelang tahun 2024”.

Survei ini dilaksanakan pada 29 Desember 2022 hingga 10 Januari 2023 dengan Margin of Error 3 persen tingkat kepercayaan 95 persen dan tingkat heterogen sejumlah 0,3, sehingga mendapatkan responden sejumlah 800 orang. Responden tersebar di seluruh kabupaten hingga tingkat kecamatan di Provinsi NTB.

Pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan masyarakat NTB tentang partai politik, dan jika pada hari itu dilaksanakan pemilihan legislatif, maka masyarakat akan memilih partai mana.

Dikarenakan nama-nama calon belum terdaftar di KPU, maka pertanyaan masih seputar menanyakan nama partai politik.

Pihak OMI menjelaskan bahwa tentunya perubahan-perubahan keterpilihan di tahun 2024 nanti bisa jadi berubah, tetapi paling tidak saat ini partai politik telah mengetahui rute mula untuk berjalan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved