Google Doodle Hari Ini HR Rasuna Said: 'Singa Betina' dari Minang yang Lantang Menentang Kolonial
HR Rasuna Said dijuluki sebagai 'Singa Betina' berkat ketegasannya memperjuangkan hak perempuan di masa kolonial Belanda dan penjajahan Jepang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, HR Rasuna Said menjadi anggota Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat.

Selanjutnya, HR Rasuna Said menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) selain sebagai anggota Badan Pekerja.
Masa pengakuan kedaulatan Indonesia, HR Rasuna Said menjadi anggota DPR Republik Indonesia Serikat (RIS).
Kemudian menjadi anggota DPR Sumatera dan pada tahun 1959 diangkat menjadi anggota DPA.
Kisah Perjuangan HR Rasuna Said
Rasuna Said berperan memperjuangkan persamaan hak antara pria dan wanita.
Ia merupakan keturunan bangsawan Minang.
Ayahnya bernama Muhamad Said, seorang saudagar Minangkabau dan bekas aktivis pergerakan.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar (SD), Rasuna Said remaja dikirimkan sang ayah untuk melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah.
Saat itu, ia merupakan satu-satunya santri perempuan, Kepustakaan Kongres Wanita Indonesia.
Ia dikenal sebagai sosok yang pandai, cerdas, dan pemberani.
Rasuna Said kemudian melanjutkan pendidikan di Diniyah Putri, Padang Panjang.
Pada usia 24 tahun, setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1934, Rasuna memulai karir jurnalistiknya dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya.
Selama beberapa tahun berikutnya, dia membuka lebih banyak sekolah untuk anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok wanita Muslim yang tak terhitung jumlahnya.
Permikiran Rasuna Said