Gubernur NTB: Keuntungan Menanam Jagung Membuat Kita Terlena
Kerusakan hutan yang parah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi pemicu utama terjadinya banjir bandang.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Kerusakan hutan yang parah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi pemicu utama terjadinya banjir bandang.
Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah tidak menafikan hal itu.
Menurutnya, keutungan menanam jagung membuat banyak masyarakat terlena. Tanpa disadari banyak hutan-hutan habis dibabat.
”Musibah ini menyadarkan kita bahwa kegiatan penghijaun adalah kebutuhan untuk sekarang dan untuk masa yang akan datang," kata Zulkieflimansyah, dalam rilisnya, Selasa (13/4/2021).
Upaya menekan laju kerusakan hutan, kata Gubernur Zul, sudah dilakukan pihaknya.
Untuk menekan illegal logging, dia sudah melakukan moratorium kayu dari pulau Sumbawa dan Lombok keluar daerah.

"Alhamdulillah kami mampu menekan ratusan kayu yang hampir tiap saat diseberangkan ke luar daerah. Karena ketegasan staf angkatan darat, apabila ada oknum yang melanggar akan dipecat," ujarnya.
Program BNPB berupa penanaman pohon bernilai ekonomis di NTB diharapkan mengembalikan hutan lindung dan meminimalisir banjir bandang di NTB.
“Kami akan bersinergi dengan bupati dan wali kota bekerjasama dengan sekolah-sekolah untuk melakukan gerakan penghijauan kembali," kata Gubernur.
Baca juga: Hutan Gundul Penyebab Banjir Bima-Dompu, Ini Kata Kepala BNPB
Baca juga: Tertutup Awan dan Cahaya Matahari, Hilal Tidak Terlihat di Lombok
Baca juga: Bacaan Doa Kamilin, Doa Kebaikan Dibaca setelah Shalat Tarawih, Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Sementara itu, dalam rapat virtual dengan BNPB, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri mengharapkan dukungan penuh pemerintah pusat dan provinsi untuk mempercepat penanganan kawasan hutan di wilayahnya.
Banjir bandang yang melanda 6 kecamatan di Kabupaten Bima terjadi setelah dilanda hujan deras.
Sementara hutan tidak lagi berfungsi maksimal untuk menyerap air.
"Kami harapkan adanya program pasca bencana," harapnya.
Kini kondisi Bima berangsung pulih setelah dihantam banjir bandang.
Penanganan infrastruktur, terutama jembatan putus dibantu TNI dan Polri.
Mereka mengerahkan pasukan serta kapal perang yang membawa langsung peralatan untuk membangun jembatan di Desa Polo dan Rade yang menghubungkan akses keenam desa lainnya.
(*)