Virus Corona
Transmisi Lokal Penularan Covid-19 di NTB Semakin Tak Terkendali
Catatan TribunLombok.com, dalam sepekan terakhir, tanggal 7-13 Januari 2021, sebanyak 392 orang terkonfirmasi positif Covid-19
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Memasuki awal tahun 2021, kasus warga positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukannya mereda, tapi justru melonjak signifikan.
Catatan TribunLombok.com, dalam sepekan terakhir, tanggal 7-13 Januari 2021, sebanyak 392 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Mereka tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB. Mulai dari Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur.
Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima, dan Kota Bima.
Baca juga: Kasus Covid-19 NTB Meledak Lagi: Rekor 83 Orang Positif, Bima Terbanyak
Grafik kasusnya mulai melonjak signifikan sejak Jumat (8/1/2021), dengan 70 kasus baru.
Tonton Juga :
Sejak saat itu, jumlah kasus baru warga terjangkit virus Corona tidak pernah sedikit.
Hampir setiap hari penambahan kasus baru positif Covid-19 berada di angka 40-60 kasus lebih.
Baca juga: Warga Ragu Disuntik Vaksin Covid-19, Dinas Kesehatan NTB: Tidak Ada Obat yang Sempurna
Kecuali hari Selasa (12/1/2021) turun dengan 33 kasus baru.
Namun kembali melonjak signifikan Rabu (13/1/2021), dengan 83 kasus baru.
Bahkan jumlah kasus yang terakhir merupakan angka tertinggi sejak Covid-19 pertama kali muncul di NTB awal 2020 lalu.
Dilihat dari peta sebaran, kasus-kasus baru ini sebagian besar muncul di wilayah Pulau Sumbawa.
Meski demikian kasus baru di Pulau Lombok juga belum benar-benar mereda.
Sebab penambahan kasus baru masih terus muncul hampir setiap hari.
44 Persen Tak Diketahui Sumber Penularan
Baca juga: 11.080 Dosis Vaksin Covid-19 Disalurkan ke Mataram dan Lombok Barat
Terkait kondisi itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi mengatakan, masalah utama saat ini 44 persen dari keseluruhan kasus di NTB tidak diketahui sumber penularannya.
”Itu lebih berbahaya dibandingkan dengan kasus yang mempunyai klaster,” jelasnya, Rabu (13/1/2021).
Bila di awal-awal, setiap kasus muncul di NTB bisa dipetakan dalam beberapa klaster.
Sehingga petugas kesehatan dengan cepat mengejar orang-orang yang diduga jadi sumber penularan.

”Berapa ratus maupun berapa ribu orang kita sudah tahu kelompoknya,” ujar dr Eka.
Kondisi saat ini sangat berbeda, petugas kesulitan menelusuri orang yang menjadi sumber penularan.
”Kalau kita tidak tahu kontaknya siapa (sumber penularan), siapa yang akan kita kejar (tracing),” ujarnya.
Dengan kata lain, tingginya kasus Covid-19 saat ini disebabkan masifnya penularan virus melalui transmisi lokal.
Sulit diketahui siapa yang menjadi sumber penularan virusnya.
”Di semua wilayah, ini hasil analisa kita untuk NTB,” katanya.
Baca juga: Punya Riwayat 12 Penyakit Ini, Warga NTB Tidak Boleh Disuntikkan Vaksin Covid-19
Klaster libur natal dan tahun baru memang ada, namun sebelum itu kasus perorangan tanpa klaster sudah banyak muncul.
Dengan kondisi tersebut, tidak ada cara lain mencegah Covid-19 selain menggencarkan gerakan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Kemudian 3T yakni tracing, testing, dan treatment.
Terakhir dengan melakukan vaksinasi.
”Gerakan 3M, 3T, dan vaksinasi, itulah rumus kita dalam melakukan perlindungan,” tandasnya.
(*)