Warga Ragu Disuntik Vaksin Covid-19, Dinas Kesehatan NTB: Tidak Ada Obat yang Sempurna
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dr Hj Nurhandini Eka Dewi mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu usaha memerangi pandemi
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Vaksinasi Covid-19 masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Tidak sedikit orang secara terang-terangan menolak disuntikkan vaksin Covid-19 tersebut. Khususnya, vaksin Sinovac buatan China.
Menanggapi situasi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dr Hj Nurhandini Eka Dewi mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu usaha memerangi pandemi Covid-19.
”Tidak ada obat yang sempurna pak, tapi Allah menyuruh kita ikhtiar (berusaha),” kata dokter spesialis anak ini, usai pendistribusian vaksin Covid-19, di kantornya, Rabu (13/1/2021).
Menurutnya, dalam sistem negara demokrasi, semua orang boleh berkomentar. Pihaknya tidak bisa melarang, termasuk terkait vaksin Covid-19.
”Okelah sekarang demokrasi ya, semua orang bisa berpendapat. Kami petugas kesehatan akan mengedukasi seperti ini,” katanya.
Petugas kesehatan menjelaskan berdasarkan data dan bukti kepada masyarakat.
Baca juga: 11.080 Dosis Vaksin Covid-19 Disalurkan ke Mataram dan Lombok Barat
Ia menyarankan, sebelum berkomentar hendaknya masyarakat memahami dan bicara sesuai data.
Terkait efikasi vaksin Sinovac hanya 65 persen. Eka menjelaskan, tidak semua vaksin Covid-19 efektivitasnya 65 persen.
Vaksin Covid-19 dengan merek lain memiliki efektivitas lebih tinggi.
Di Indonesia 6 jenis vaksin yang digunakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Covid-19.
Keenam jenis vaksin itu yakni vaksin Bio Farma, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Sinovac, dan Pfizer-BioNTech.
Bila pemerintah tidak memberikan vaksin, maka akan lebih membahayakan.
Baca juga: Terdampak Pandemi Covid-19, 6.100 Pekerja Migran NTB Tidak Aktif Lagi Sebagai Peserta BPJS
Baca juga: Diduga Edarkan Narkoba, Pemuda dan Penjaga Villa di Lombok Utara Dibekuk Polisi
Tapi ketika vaksin disuntikkan ke 63,5 persen populasi penduduk Indonesia, maka ratusan juta warga Indonesia bisa dilindungi dari penularan Covid-19.