Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi di Sumbawa Diawali Pawai Sarembang Munit Adat

Setiap barisan membawa male’, sandra’, dan baku, yang merupakan tradisi khas masyarakat Sumbawa

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
MAULID NABI - Pawai Sarembang Munit Adat dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Kabupaten Sumbawa. Setiap barisan membawa male’, sandra’, dan baku, yang merupakan tradisi khas masyarakat Sumbawa. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Kabupaten Sumbawa berlangsung meriah dan penuh kekhidmatan. 

Ribuan masyarakat tumpah ruah mengikuti rangkaian acara yang diawali dengan Pawai Sarembang Munit Adat

Pawai ini diikuti ASN dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan se-Kabupaten Sumbawa, serta berbagai organisasi masyarakat. 

Setiap barisan membawa male’, sandra’, dan baku, yang merupakan tradisi khas masyarakat Sumbawa dalam memperingati Maulid Nabi

Suasana pawai berlangsung sangat meriah menjadi bukti nyata kecintaan masyarakat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Setibanya di Masjid Agung Nurul Huda, acara Maulid dilanjutkan dengan pembacaan shalawat, tausiyah, serta do'a bersama. 

Baca juga: Momen Makan Bareng Dalam Tradisi Begibung pada Perayaan Maulid Nabi di Suela Lombok Timur

Dea Guru Syukri Rahmat, dalam ceramahnya, beliau menegaskan bahwa Maulid bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ekspresi cinta umat kepada Rasulullah SAW. 

Menurutnya, tradisi Maulid tidak bertentangan dengan syariat Islam, selama tidak bercampur dengan hal-hal yang mudharat. 

"Falsafah Tau Samawa adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko Kitabullah terwujud dalam peringatan Maulid ini," jelasnya pada Kamis (11/9/2025).

Dea Guru Syukri Rahmat menekankan bahwa segala perbuatan yang tidak ada larangannya dalam Al-Qur’an maupun hadis, maka boleh dilakukan. 

Ia menegaskan tidak ada satu pun dalil yang melarang peringatan Maulid Nabi.

Justru, selama perayaan itu diisi dengan kebaikan, doa, dan syiar Islam, maka bernilai ibadah. 

"Sepanjang tidak bercampur dengan hal-hal yang mudharat, maka Maulid adalah cara umat mengekspresikan cinta kepada Nabi Muhammad SAW," tegasnya.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, menyampaikan terima kasih atas partisipasi masyarakat yang telah menjaga dan melestarikan tradisi Maulid. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved