Maulid Nabi Muhammad SAW

Momen Makan Bareng Dalam Tradisi Begibung pada Perayaan Maulid Nabi di Suela Lombok Timur

Begibung merupakan tradisi positif dan harus dilestarikan karena mempunyai nilai kebersamaan dan kesetaraan

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TribunLombok.com/Rozi Anwar
TRADISI BEGIBUNG - Warga Ketangga membawa dulang makanan untuk tradisi Begibung di halaman masjid Pusaka Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lotim, NTB dalam perayaan Maulid Nabi, Minggu (7/9/2025). Begibung merupakan tradisi positif dan harus dilestarikan karena mempunyai nilai kebersamaan dan kesetaraan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi ajang tempat berkumpul dan makan bersama di satu tempat.

masyarakat di Masjid Pusaka, Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur, NTB membawa makanan berupa jajanan ringan, makanan basah, nasi dan lauk khas Lombok.

Setelah itu masyarakat membawanya dengan nampan dan ditutup dengan dulang berwarna merah agar seragam.

Makanan yang dikumpulkan di satu tempat ini dimakan bersama-sama dengan dulang yang dinamakan begibung.

Satu dulang dimakan tiga orang hingga dua orang berjejer di tempat yang lapang seperti halaman masjid.

Baca juga: Maulid Nabi, Jalan Cinta dan Hikmah

Ustaz Roni Putra QH mengatakan begibung merupakan tradisi positif dan harus dilestarikan karena mempunyai nilai kebersamaan dan kesetaraan.

"Saat kita begibung itu, semua saudara, semua adalah teman. Sperti nasi dan lauk sama, namun rasa belum tentu sama, itulah keberagaman dan perbedaan. Dari begibung itulah kita bisa menjalin tujuan yang sama," terangnya.

Dia menambahkan bahwa tradisi seperti ini harus selalu dilakukan agar generasi selanjutnya tetap mengikutinya.

"Ini sangat bagus, tradisi - tradisi seperti ini, kita makan berjamaah itu disunnahkan nabi," jelasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved