DPMPD Dukcapil NTB

Desa Berdaya NTB Manfaatkan Potensi Lokal untuk Kemandirian Ekonomi KK Miskin Ekstrem

Program Desa Berdaya NTB mengandalkan dua pilar ekonomi: pertanian terintegrasi dan pariwisata berbasis potensi lokal.

Editor: Laelatunniam
Dok.Istimewa
DESA BERAYA - Pemerintahan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal bersama wakilnya Indah Dhamayanti Putri meluncurkan program Desa Berdaya sebagai salah satu strategi untuk mengatasi berbagai masalah fundamental di NTB, diantaranya kemiskinan ekstrem dan stunting. 
Ringkasan Berita:
  • Program Desa Berdaya NTB mengandalkan dua pilar ekonomi: pertanian terintegrasi dan pariwisata berbasis potensi lokal.
  • Intervensi dilakukan melalui dua pendekatan: Desa Berdaya Tematik di 1.166 desa dan Desa Transformatif untuk 106 desa miskin ekstrem, dengan target awal 40 desa/7.250 KK.

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Program "Desa Berdaya" yang bertujuan mengentaskan kemiskinan ekstrem memiliki strategi teknis yang jelas dalam pemanfaatan potensi daerah dan penentuan sasaran.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMPD Dukcapil) Provinsi NTB, Lalu Hamdi, menjelaskan program ini disokong oleh dua pilar utama sebagai lokomotif ekonomi.

"Pengentasan kemiskinan ini diyakini bisa dilakukan melalui dua pilar, yaitu pertanian sebagai potensi sumber daya kita di NTB, dan pariwisata," ungkap Lalu Hamdi.

Pilar pertanian akan dikelola secara terintegrasi, mulai dari produksi, pengolahan, sampai kepada pasar, untuk menciptakan kemandirian pangan di desa.

Sementara pilar pariwisata akan memanfaatkan semua potensi sumber daya alam NTB, dari puncak gunung, daratan, pesisir, hingga dasar laut, yang diharapkan dapat menopang sektor-sektor lain.

Dua Cara Intervensi dan Target 40 Desa Awal

Lalu Hamdi merincikan program ini dibagi menjadi dua pendekatan:.

Desa Berdaya Tematik: Menyasar seluruh 1.166 desa/kelurahan di NTB dengan pendekatan kewilayahan dan fokus pada 20 tema program yang telah ditetapkan (misalnya desa bebas stunting, desa hijau, BUMDes).

Desa Transformatif: Menyasar 106 desa miskin ekstrem dengan basis intervensi pada Kepala Keluarga (KK). Target intervensi pada tahap awal tahun 2026 adalah 40 desa, mencakup 7.250 KK miskin ekstrem.

Wajib Dua Mata Pencaharian per KK

Dalam intervensi transformatif, Lalu Hamdi menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat agar mendapatkan mata pencaharian atau bidang usaha.

Proses intervensi diawali dengan pengenalan sasaran (by name by address) dan didukung data regsosek BPS yang akan diverifikasi oleh pendamping Desa Berdaya.

"Pendamping ini nanti akan meng-interview mendalami masyarakat miskin ekstrem ini kira-kira cocok atau minat usaha pada bidang mana. Targetnya minimal dua mata pencaharian untuk satu keluarga itu," tegas Lalu Hamdi.

Strategi ini bertujuan memastikan setiap keluarga miskin ekstrem memiliki sumber pendapatan yang berkelanjutan, sekaligus memanfaatkan potensi lokal yang ada di desa tersebut, sehingga dapat keluar dari belenggu kemiskinan secara permanen.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved