Berita NTB

Pembangunan Bypass Sengkol-Pringgabaya Masuk Tahap Fisibility Study dan Amdal

Pembangunan bypass port to port yang menghubungkan Pelabuhan Lembar dengan Pelabuhan Kayangan, segera dilakukan fisibility study

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/ ROBBY FIRMANSYAH
PROYEK JALAN- Kepala Dinas PUPR NTB, Sadimin saat ditemui, Kamis (25/9/2025). Ia menymapaikan pembangunan bypass port to port yang menghubungkan Pelabuhan Lembar dengan Pelabuhan Kayangan, segera dilakukan fisibility study (FS) dan analisis dampak lingkungan (Amdal). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pembangunan bypass port to port yang menghubungkan Pelabuhan Lembar dengan Pelabuhan Kayangan, segera dilakukan fisibility study (FS) dan analisis dampak lingkungan (Amdal).

Kepala Dinas Pembangunan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sadimin menyampaikan tahapan ini memakan anggaran hingga Rp5 miliar. 

"Untuk fisibility study bypass port to port itu Rp4 miliar, sementara untuk Amdal Rp1 miliar," kata Sadimin.

Sadimin mengungkapkan jika tahun ini FS selesai dilaksanakan dan jalurnya sudah ditentukan, maka tahun depan mulai dilakukan pembebasan lahan serta penyusunan Detail Engineering Design (DED).

"Sehingga harapannya 2027 sampai 2029 konstruksinya bisa dilakukan," kata Sadimin.

Ia mengatakan, jalur bypass yang belum terbangun saat ini mulai dari Sengkol sampai ke Pringgbaya dengan panjang 52 kilometer. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp2 triliun lebih.

Mantan Kadis Perumahan dan Pemukiman (Perkim) itu mengatakan, jalur Gedung sampai Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid belum disebut bypass karena belum memenuhi standar.

"Karena namanya bypass harus ada batas, harus ada pelintasan," kata Sadimin.

Jalur tersebut memiliki panjang 20 kilometer, untuk membangun jalur lambat dan pelintasan itu kata Sadimin membutuhkan anggaran 700 miliar. Sehingga ditaksir anggaran itu mencapai Rp3-4 triliun.

Setelah jalur tersebut nanti jadi, semua kendaraan besar akan melintasi jalur tersebut. Kecuali kendaraan yang memang harus masuk wilayah Mataram.

Sehingga diharapkan dengan adanya jalur ini bisa memangkas waktu perjalanan dari Mataram sampai ke Lombok Timur. 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved