Dinas Kesehatan Kota Mataram

Program CKG di Sekolah Capai 30 Persen Sasaran, Dinkes Mataram Atur Strategi Perluas Jangkauan

Program CKG di Kota Mataram telah melayani sekitar 2.500 sasaran dan diperkirakan mencapai lebih dari 30 persen dari total target.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
CKG DI MATARAM - Sejumlah siswa di SMP 15 Mataram saat diperiksa program Cek Kesehatan Gratis (CKG), Selasa (19/8/2025). Program CKG di Kota Mataram telah melayani sekitar 2.500 sasaran dan diperkirakan mencapai lebih dari 30 persen dari total target. 
Ringkasan Berita:
  • Program CKG di Kota Mataram telah melayani sekitar 2.500 sasaran dan diperkirakan mencapai lebih dari 30 persen dari total target.
  • Tenaga kesehatan harus membagi waktu antara pelayanan CKG di sekolah dan layanan utama Puskesmas sehingga penjadwalan menjadi tantangan utama.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang kini mencakup layanan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Mataram, terus berjalan meskipun dihadapkan pada kendala penjadwalan tenaga kesehatan.

Program ini menjadi bagian dari upaya menyeluruh untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan, mengatakan program CKG telah menjangkau SD hingga SMP sederajat.

“Data terakhir mencatat ada 2.500 sasaran yang telah dilayani, termasuk di Poltekkes,” ucap Emirald, Jumat (14/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa program CKG di Kota Mataram memberikan pemeriksaan kesehatan gratis.

Secara nasional, CKG telah dimulai bagi peserta didik di seluruh Indonesia sebagai bentuk investasi kesehatan masa depan bangsa.

Meski demikian, Emirald belum dapat memberikan persentase pasti dari target keseluruhan lebih dari 100 ribu penerima layanan. Pihaknya berjanji akan memeriksa data terkini dari seluruh titik pelayanan CKG.

“Meski begitu, saya memperkirakan sejauh ini penerima layanan CKG sudah mencapai lebih dari 30 persen dari target yang ditetapkan,” ungkapnya.

Walaupun program CKG berlangsung setiap hari dan telah berjalan selama setahun, beberapa sekolah seperti MTs dikabarkan belum mendapat giliran pelayanan.

Emirald menegaskan hal tersebut bukan disebabkan oleh kekurangan SDM, melainkan karena penjadwalan yang ketat.

“Pelayanan CKG dilakukan secara bergiliran di semua sekolah. Tim medis harus membagi waktu antara pelayanan CKG di luar gedung (sekolah) dan pelayanan kesehatan utama di Puskesmas. Jika pelayanan di Puskesmas ditinggalkan, pelayanan utama akan terbengkalai. Karena itu, pengaturan SDM disesuaikan agar program CKG dan program kesehatan lainnya tetap berjalan,” jelasnya.

Hal ini, lanjutnya, terbukti dari temuan di salah satu Puskesmas yang sempat tidak memiliki dokter atau perawat gigi karena sedang bertugas dalam kegiatan CKG.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved