Gunung Rinjani

Komentar BTNGR Soal Pendaki Berbikini: Hormati Kearifan Lokal Sudah Diatur dalam SOP

Kepala BTNGR Yarman menaggapi soal pendaki berbikini di Gunung Rinjani. Ia menegaskan kewajiban pendaki untuk menghormati norma dan kearifan lokal

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
PENDAKI BERBIKINI - Kepala BTNGR Yarman menaggapi soal pendaki berbikini di Gunung Rinjani. Ia menegaskan kewajiban pendaki untuk menghormati norma dan kearifan lokal telah dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR – Viral sebuah video yang menunjukkan pendaki Gunung Rinjani mengenakan bikini saat beraktivitas di area pemandian air panas jalur menuju Torean, tepatnya di bawah Gua Susu.

Aktivitas wisatawan asing ini diposting oleh akun Instagram @rinjaniindonesia dan mendapat beragam komentar dari netizen.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, menegaskan kewajiban pendaki untuk menghormati norma dan kearifan lokal telah dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian.

“Termasuk kewajiban TO untuk menjelaskan aturan tersebut kepada tamunya,” jelas Yarman saat dihubungi, Rabu (20/8/2025).

Ia melanjutkan, SOP pendakian tersebut sudah disosialisasikan baik secara langsung (offline) maupun melalui media sosial kepada para pelaku wisata.

Jika masih ada yang tidak mematuhi, menurutnya kemungkinan besar TO tidak menjelaskan aturan tersebut kepada tamunya.

“Ada juga kemungkinan tamunya sudah mendapat penjelasan tetapi tidak mau mengikuti,” tambahnya.

Yarman juga menjelaskan, sebelum melakukan pendakian, sudah dilakukan briefing terkait keamanan pendakian serta sopan santun, termasuk menghormati adat istiadat, agama, dan budaya masyarakat, terutama dalam hal berpakaian.

“Saya rasa kalau kita sampaikan itu dari awal pasti mereka akan mengikutinya,” sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Trekking Senaru (Atos), Munawir, menjelaskan saat mandi di air panas tidak diperkenankan memakai sabun ataupun sampo, serta diharuskan menggunakan pakaian yang sopan.

“Kita melihatnya gak sopan juga, kita dari asosiasi menyayangkan itu,” kata Munawir, Selasa (19/8/2025).
Ia menyebut, biasanya tamu diarahkan untuk menggunakan pakaian sopan (seperti handuk) dari tenda menuju lokasi pemandian air panas.

“Tamu diarahkan memakai baju di tenda, nanti ganti pakaian dekat sana. Gak seharusnya dia jalan jauh dari camp (menggunakan pakaian tidak sopan),” sambungnya.

Munawir menduga kejadian ini terjadi karena kurangnya perhatian dari pemandu wisata (guide) dalam mengarahkan tamu untuk mengenakan pakaian yang sesuai.

“Kita TO dan guide memberikan perhatian, jangan pakai itulah gak sopan,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved