Ketua PWNU NTB Minta Kader Kawal Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
Kader-kader NU diminta memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat tentang KDRT maupun kekerasan terhadap perempuan dan anak
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Nusa Tenggara Barat (PWNU NTB) Prof. Masnun Tahir mengingatkan pentingnya kader-kader NU untuk memberikan perhatian serius pada isu kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pemprov NTB mencatat sepanjang tahun 2024, kasus kekerasan perempuan dewasa, KDRT, dan Difabel di NTB mencapai 130 kasus.
“Saya memiliki cukup banyak pengalaman terkait isu ini, tulisan-tulisan saya terkait ini cukup banyak, saya juga pernah aktif di Lembaga Studi Perempuan dan Anak (LSPA) sewaktu masih di Jogja dan banyak melakukan advokasi dan kajian terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, jadi cukup memahami isu ini”, ungkap Prof. Masnun, Minggu (10/8/2025).
Masnun banyak belajar tentang kompleksitas dan pentingnya semua masyarakat terlibat dalam upaya pencegahan dan penanganan terhadap isu kekerasan terhadap perempuan dan anak ini.
Baca juga: Ketua DPRD Baiq Isvie Sebut NTB Tidak Ramah Perempuan, Soroti Tingginya Kasus Kekerasan Seksual
“Oleh sebab itu, Saya minta sahabat-sahabat (kader NU) semuanya menjadi speaker di masyarakat, tugas kita memberikan literasi, dan edukasi terkait isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Manfaatkan masjid, mushola, sekolah, madrasah, majelis pengajian, majelis ta’lim maupun di ruang-ruang publik lainnya di masyarakat,” tegasnya.
Peran Kader NU
Dia pun meminta kader NU berkontribusi mengurangi jumlah kasus meskipun pada kenyataannya sulit ditekan hingga tuntas.
“Walaupun itu butuh ijtihad, butuh ikhtiar dan Jihad yang luar biasa, karena memang konstruksi sosial masyarakat kita masih belum terbiasa dengan isu-isu semacam ini,” katanya.
Profesor kelahiran Dasan Baru, Lombok Tengah ini meyakini kader NU dapat berkontribusi positif, mengingat menjadi mata dan telinga para korban kekerasan merupakan langkah paling real yang dilakukan oleh Lakpesdam maupun di Fatayat NU.
Di NTB lanjut dia, kasus-kasus kekerasan saat ini banyak terjadi, baik di sekolah, pondok pesantren dan di masyarakat.
Kader-kader NU diminta memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Bahkan sahabat-sahabat harus bisa membuat mitigasi dan mengadvokasi isu ini, Kader NU harus hadir sebangai teman atau pendamping membantu menyelesaikan masalah ini,” pungkas Rektor UIN Mataram ini yang memimpin untuk periode keduanya ini.
(*)
Pemprov NTB Gelar Job Fair, Tersedia 2.000 Lowongan Pekerjaan di Dalam dan Luar Negeri |
![]() |
---|
ITDC Janji Beri Lokasi Strategis di Amenity Core bagi Warga Terdampak Pembangunan Pantai Tanjung Aan |
![]() |
---|
Kabur ke Tangerang, Buron Kasus Korupsi KUR BNI Woha Bima Serahkan Diri ke Jaksa |
![]() |
---|
Ekonomi NTB Triwulan II Tumbuh 6,56 Persen Dibanding Triwulan I 2025 |
![]() |
---|
Evakuasi Korban Insiden Gunung Rinjani Pakai Helikopter Perlu Asuransi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.