Penutupan Pendakian Rinjani

Shelter Darurat Gunung Rinjani akan Dibangun: Lokasi di 3 Titik Rawan, Diisi 10 Orang

Shelter emergency atau tempat penampungan darurat akan dibangun di tiga titik rawan kecelakaan Gunung Rinjani

Dok.SAR Mataram
EVAKUASI - Tim Basarnas Mataram mengerakna helikopter untuk mengevakuasi pendaki Denmark yang jatuh di jalur pelawangan menuju Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Kamis (17/7/2025). Shelter emergency atau tempat penampungan darurat akan dibangun di tiga titik rawan kecelakaan Gunung Rinjani. 

Korban dievakuasi dengan cara dipangku dengan berjalan kaki menuju Sembalun.

Sabtu 28 Juni 2025 sekitar pukul 07.18 wita, korban bersama 12 rekannya tiba di Sembalun.

Selanjutnya korban dibawa menuju Puskesmas Sembalun untuk mendapati perawatan medis.

"Setelah diperiksa di Puskesmas, korban mengalami lebam sebelah kaki kanan, pinggul masih merasa sakit, luka gores di bagian kepala," ujar Yarman.

4. WNA Brasil Sabtu 21 Juni 2025

JASAD PENDAKI - Kolase foto peti jenazah di RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram, Rabu (25/6/2025) petang (kiri) dan mobil jenazah yang membawa korban dari Sembalun, Lombok Timur.
JASAD PENDAKI - Kolase foto peti jenazah di RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram, Rabu (25/6/2025) petang (kiri) dan mobil jenazah yang membawa korban dari Sembalun, Lombok Timur. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH/TONI HERMAWAN)

WNA Brasil Juliana Marins (27) jatuh di lereng menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). 

Korban ditemukan di jurang dengan kedalaman 600 meter dalam keadaan meninggal dunia Selasa (24/6/2025). 

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi'i mengatakan, pada sore satu rescuer berhasil menjangkau Juliana. 

Juliana ditemukan pada kedalaman 600 meter, lebih dalam dari titik awal dilaporkannya yakni 150-200 meter.

Tim SAR sudah melakukan pencarian terhadap korban bernama Juliana Marins alias JDSP (27), sejak Sabtu (21/6/2025) sore sekira pukul 15.00 Wita.

Keberadaan Juliana Marins diketahui padaSenin (23/6/2025) pukul 07.05 Wita.

Tim SAR berhasil menemukan tubuh warga negara Brazil itu. 

Tim SAR gabungan berhasil  mengevakuasi jenazah Warga Negara (WN) Brazil  Juliana (27) ke Resort Sembalun, Rabu (25/6/2025) malam.

Jenazah tiba di posko SAR Gabungan di Resort Sembalun pukul 20.41 Wita.

Akhirnya evakuasi korban ditandu dan pada pukul 15.50 Wita, jenazah sampai di Pos Pelawangan Sembalun, perjalanan dari titik ini ke posko SAR Gabungan di Resort Sembalun memakan waktu sekitar enam jam.

Selanjutnya jenazah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara di Mataram menggunakan ambulans.

Belakangan, jenazah Juliana diautopsi di RS Bali Mandara, Denpasar Bali. 

Autopsi telah dilakukan mulai Kamis (26/6/2025) setelah jenazah tiba dari RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram pukul 22.00 Wita. 

Saat diperiksa, kondisi jenazah masih utuh. 

Tanda-tanda lebam dan kekakuan tubuh menunjukkan kematian terjadi 12–24 jam sebelum autopsi dilakukan, sesuai dengan standar forensik mayat yang telah dibekukan.

Terungkap bahwa penyebab Juliana Marins meninggal dunia bukan karena hipotermia. 

Dokter forensik RSUD Bali Mandara, dr Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F, memaparkan bahwa hipotermia tidak menjadi penyebab kematian karena tidak ada tanda-tanda spesifik seperti penyusutan limpa.

Tidak bisa dilakukan pemeriksaan cairan bola mata untuk memastikan hipotermia karena jenazah sudah dalam kondisi dingin dan disimpan dalam freezer.

"Secara umum, pola luka dan sebarannya konsisten dengan korban jatuh dari ketinggian. Tidak ada indikasi korban meninggal dalam waktu lama setelah luka terjadi," bebernya dikutip dari TribunBali.com, Jumat (27/6/2025).

Meskipun kesimpulan sementara mengarah ke kekerasan tumpul sebagai penyebab kematian, autopsi belum sepenuhnya lengkap karena masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi.

Dari hasil autopsi sementara, menunjukkan luka lecet geser di hampir seluruh tubuh korban, terutama di punggung, kepala, dan anggota gerak. Luka ini mengindikasikan bahwa tubuh korban tergeser oleh benda-benda tumpul saat jatuh.

"Kami juga menemukan banyak patah tulang, terutama di bagian dada, punggung, dan paha. Dari kerusakan itu terjadi perdarahan hebat dan kerusakan organ-organ dalam," ungkap Alit.

Menurutnya, luka-luka tersebut merupakan penyebab langsung kematian Juliana.

Alit mengatakan Juliana Marins meninggal akibat kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan organ vital dan pendarahan masif, terutama di daerah dada dan perut.

“Kematian terjadi dalam waktu singkat, diperkirakan paling lama 20 menit setelah korban mengalami luka,” jelasnya.

5. WNA Malaysia Sabtu 3 Mei 2025

EVAKUASI KORBAN - Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah pendaki Malaysia, dari dalam jurang di jalur pendakian Torean Gunung Rinjani, Minggu (4/5/2025) pukul 10.30 WITA.
EVAKUASI KORBAN - Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah pendaki Malaysia, dari dalam jurang di jalur pendakian Torean Gunung Rinjani, Minggu (4/5/2025) pukul 10.30 WITA. (Dok.Kantor SAR Mataram)

Pendaki asal Malaysia, Rennie Bin Abdul Ghani (57) terjatuh di Gunung Rinjani akhirnya dievakuasi, Minggu (4/5/2025).

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman mengatakan, jenazah berhasil dievakuasi dari dasar jurang sedalam kurang lebih 80 meter sekira pukul 10:30 WITA. 

Kemudian jenazah langsung dibawa menuju pintu pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara.

Yarman mengatakan, jenazah berhasil dievakuasi dari dasar jurang sedalam kurang lebih 80 meter sekira pukul 10:30 WITA. 

Kemudian jenazah langsung dibawa menuju pintu pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara.

"Kita akan bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk proses pemulasaran jenazah," ucapnya, Minggu malam (4/5/2025).

Yarman menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut.

Insiden bermula saat rombongan akan mengambil air di jalur Banyu Urip, Torean, pada Sabtu, (3/5/2025) sekira pukul 11:00 WITA.

Tapi korban tidak mengikuti rombongannya untuk beristirahat dan memilih untuk terus berjalan, ketua rombongan sempat menyusul korban. 

Pada jalur yang terdapat relling tali, ketua rombongan berusaha membantunya untuk melewati jalur tersebut namun korban menolaknya.

"Saat turun korban melepas pegangan pada relling tali pengaman yang ada pada jalur tersebut, dan pijakan kaki korban terpeleset. Sehingga korban kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke arah kanan dari jalur pendakian," kata Yarman.

Korban tidak mengikuti rombongannya untuk beristirahat dan memilih untuk terus berjalan, ketua rombongan sempat menyusul korban. 

Pada jalur yang terdapat relling tali, ketua rombongan berusaha membantunya untuk melewati jalur tersebut namun korban menolaknya.

"Saat turun korban melepas pegangan pada relling tali pengaman yang ada pada jalur tersebut, dan pijakan kaki korban terpeleset. Sehingga korban kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke arah kanan dari jalur pendakian," kata Yarman.

Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi mengatakan, proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan sistem penurunan (lowering) dan penarikan (lifting) yang memanfaatkan peralatan mountaineering.

Kedua sistem ini dikontrol oleh tim yang berada di atas tebing. Medan yang curam dan terjal serta kondisi kabut tebal menjadi tantangan utama bagi tim SAR. 

"Pengangkatan jenazah korban memakan waktu sekitar 3,5 jam," kata Hariyadi saat ditemui di Torean.

Setelah berhasil dievakuasi dari jurang, RAG dibawa menuju pintu destinasi wisata pendakian Torean.

"Korban telah diserahkan ke BTNGR dan pihak keluarga, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk penanganan lebih lanjut," tandasnya.

6. WNA Malaysia Minggu 27 April 2025

PERAWATAN - Tangkapan layar video pendaki asal Malaysia, Chuah Uei Chyi (CUC) yang mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani saat masih dirawat, di faslitas kesehatan setempat.
PERAWATAN - Tangkapan layar video pendaki asal Malaysia, Chuah Uei Chyi (CUC) yang mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani saat masih dirawat, di faslitas kesehatan setempat. (Instagram @btn_gn_rinjani)

Pendaki asal Malaysia inisial CUC (52) mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun, Minggu (27/4/2025).

Dalam video yang beredar, pendaki lainnya yang saat itu sedang melewati jalur tersebut berusaha membantu korban sembari menunggu tim evakuasi.

korban nampak mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya termasuk di bagian pergelangan kaki. Hal itu membuat korban harus ditandu. 

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman mengatakan, korban terjatuh di bawah Pelawangan 200 meter, menuju Danau Segara Anak sekira pukul 14:11 WITA.

Tim medis dari Tanger Rinjani yang stand by di shelter emergency serta tim Edelweis Medical Help Center melakukan evakuasi terhadap korban yang mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh.

"Korban berhasil dievakuasi ke shelter emergency di Plawangan sembalun pada pukul 16.51 WITA dan sekitar pukul 17.30 WITA korban dibawa turun dari Pelawangan Sembalun oleh Tim EMHC didampingi guide dan porter dari trek organizer," jelas Yarman, Senin (28/4/2025).

7. Pendaki Jawa Timur Minggu 13 April 2025

PENDAKI JATUH - Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore.
PENDAKI JATUH - Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore. (Tangkap Layar Instagram @btn_gn_rinjani)

Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore.

Insiden tersebut terjadi saat korban mencoba mengambil tongkat pendakian (trekking pole) yang terjatuh di medan yang cukup curam.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, membenarkan peristiwa tersebut. "Iya mas, tergelincir. Alhamdulillah aman," ujar Yarman, Senin (14/4/2025).

Yarman mengungkap, korban kehilangan keseimbangan saat mencoba mengambil tongkatnya yang jatuh, hingga akhirnya tergelincir di jalur curam Letter E. 

Setelah menerima laporan, tim evakuasi langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian di lokasi kejadian.

Namun, saat tiba di titik yang dilaporkan, korban tidak ditemukan. 

Tim pun memutuskan untuk kembali. Dalam perjalanan turun, tim akhirnya bertemu dengan korban di kawasan Pelawangan 3.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, RBA berhasil naik sendiri dengan menyisir sisi tebing.

(TribunLombok.com)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved