Penutupan Pendakian Rinjani

Shelter Darurat Gunung Rinjani akan Dibangun: Lokasi di 3 Titik Rawan, Diisi 10 Orang

Shelter emergency atau tempat penampungan darurat akan dibangun di tiga titik rawan kecelakaan Gunung Rinjani

Dok.SAR Mataram
EVAKUASI - Tim Basarnas Mataram mengerakna helikopter untuk mengevakuasi pendaki Denmark yang jatuh di jalur pelawangan menuju Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Kamis (17/7/2025). Shelter emergency atau tempat penampungan darurat akan dibangun di tiga titik rawan kecelakaan Gunung Rinjani. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) membenahi jalur pendakian untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan. 

Proses perbaikan jalur ini membuat pendakian Gunung Rinjani akan ditutup sementara pada 1 -10 Agustus 2025. 

Kepala BTNGR Yarman menjelaskan, shelter darurat akan dibangun di tiga titik. 

"Pelawangan Sembalun, dekat Letter E, dan di Danau Segara Anak," ucapnya kepada TribunLombok.com, Kamis (24/7/2025). 

Adapun shelter darurat ini digunakan sebagai tempat menampung peralatan pertolongan dan penyelamatan. 

Selain itu juga akan menjadi titik siaga petugas penyelamat atau rescuer. 

Baca juga: Alasan Penutupan Seluruh Jalur Pendakian Gunung Rinjani Selama 10 Hari

"Peralatan akan ditampung di shelter. Tiap shelter juga akan diisi 10 orang dari unsur Polhut," jelasnya. 

Yarman mengakui perbaikan jalur pendakian ini sebagai upaya BTNGR memperbaiki tata kelola pendakian. 

"Ini respons cepat kita atas banyaknya kejadian baik meninggal dunia maupun luka-luka yang dialami pendaki," terangnya. 

Catatan Insiden Pendakian April-Juli 2025

Dalam catatan TribunLombok.com, sekurangnya 7 insiden pendakian terjadi sepanjang April hingga Juli 2025. 

Terbaru adalah kecelakaan dalam hari berturut-turut di jalur pendakian Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. 

Yakni yang menimpa pendaki asal Belanda Sarah Tamar van Hulten pada Kamis (17/7/2025) serta pendaki asal Swiss Benedikt Emmenegger pada Rabu (16/7/2025). 

Berikut ini daftar insiden kecelakaan pendakian Gunung Rinjani sepanjang April-Mei 2025 seperti dihimpun TribunLombok.com. 

1. WNA Belanda Kamis 17 Juli 2025

EVAKUASI KORBAN - Kolase foto helikopter mendarat di jalur ke Danau Segara Anak, Gunung Rinjani dan penampakan helikopter SGi Air Bali take off untuk operasi SAR, Kamis (17/7/2025).
EVAKUASI KORBAN - Kolase foto helikopter mendarat di jalur ke Danau Segara Anak, Gunung Rinjani dan penampakan helikopter SGi Air Bali take off untuk operasi SAR, Kamis (17/7/2025). (Dok. SAR MATARAM)

Sarah Tamar van Hulten memulai pendakian pada Rabu, 16 Juli 2025. 

Saat turun menuju Danau Segara Anak pada Kamis sekitar pukul 13.00 WITA, korban terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun.

Informasi kecelakaan ini baru diterima tim SAR satu jam kemudian, dan segera dilakukan koordinasi serta persiapan evakuasi. 

Tim SAR dari Pos Kayangan berjumlah lima orang langsung diberangkatkan dengan peralatan lengkap untuk melakukan penyelamatan.

Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi segera berkoordinasi dengan pihak SGi Air Bali dan Kepala Kantor SAR Denpasar untuk pengerahan helikopter. 

“Helikopter milik SGi Air Bali lepas landas dari Bali pada pukul 15.45 WITA,” kata Hariyadi.

Pada pukul 16.41 WITA, helikopter berhasil mendarat di lokasi kejadian dan segera dilakukan proses evakuasi korban. 

“Pada pukul 16.52 WITA, helikopter kembali lepas landas dari Gunung Rinjani membawa korban beserta seorang pendamping menuju Rumah Sakit BIMC Kuta, Denpasar-Bali.

Kepala Kantor SAR Denpasar I Nyoman Sidakarya menerangkan, pada pukul 17.29 WITA, helikopter mendarat di helipad SGi Air Bali dengan membawa total lima orang, terdiri atas dua kru helikopter, satu dokter, korban, dan satu pendamping korban.

“Korban berhasil dievakuasi dengan selamat, selanjutnya langsung dibawa menuju Rumah Sakit BIMC menggunakan ambulans milik klinik Nusa Medica untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” papar I Nyoman.

2. WNA Swiss Rabu 16 Juli 2025

KECELAKAAN - Kolase tangkapan layar saat pendaki asal Swiss mendapat pertolongan usai mengalami kecelakaan di jalur pendakian menuju Danau Segara Anak, dari pintu pendakian Sembalun, Rabu (16/7/2025).
KECELAKAAN - Kolase tangkapan layar saat pendaki asal Swiss mendapat pertolongan usai mengalami kecelakaan di jalur pendakian menuju Danau Segara Anak, dari pintu pendakian Sembalun, Rabu (16/7/2025). (Dok.Istimewa)

Warga negara (WN) Swiss, Benedikt Emmenegger yang dikabarkan jatuh saat mendaki Rinjani akhirnya berhasil dievakuasi menggunakan helikopeter, Rabu (16/7/2025).

korban dievakuasi menggunakan Helikopter Bali Air yang diterbangkan dari Bali berhasil mendarat pada pukul 16.44 WITA di sekitar jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, dekat dengan lokasi korban berada. 

“Emmenegger diterbangkan menuju Rumah Sakit BIMC Kuta, Denpasar Bali untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” kata Hariyadi dalam keterengan resminya.

Helikopter yang membawa korban yang didampingi anaknya dan seorang dokter asal Spanyol tiba di helly pad Bali Air pada pukul 17.30 WITA, selanjutnya korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit BIMC.

Menurut keterangan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), korban memulai pendakian pada Selasa (15/7/2025), melalui jalur Sembalun.

Laporan kecelakaan diterima BTNGR pada Rabu (16/7), sekitar pukul 11.25 WITA, dari guide dan porter yang mendampingi Emmenegger. Lokasi kejadian diperkirakan sekitar 25 menit sebelum Jembatan Besi menuju Danau Segara Anak.

3. WNA Malaysia Sabtu 28 Juni 2025

TERGELINCIR - Pendaki asal Malaysia Nazli Bin Awang Ma'had mengalami luka saat mendaki menuju Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Jumat, (27/6/2025).
TERGELINCIR - Pendaki asal Malaysia Nazli Bin Awang Ma'had mengalami luka saat mendaki menuju Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Jumat, (27/6/2025). (Dok.Istimewa)

Pendaki Malaysia Nazali bin Awang Ma'had (47) jatuh saat turun ke Danau Segara Anak Gunung Rinjani Sabtu (28/6/2025) pukul 08.00 wita.

Korban berhasil dievakuasi dan mendapatkan perawatan di Puskesmas Sembalun, Lombok Timur. 

Kondisinya pun berangsur membaik dan sudah stabil setelah mengalami luka di bagian pinggang dan kaki.

Berikut ini sejumlah fakta insiden jatuhnya Nazali seperti dihimpun TribunLombok.com.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman mengungkapkan korban adalah Nazli bin Awang Ma'had yang merupakan WNA Malaysia yang berjenis laki-laki berusia 47 tahun.

Nazli bersama rekannya mendaki melalui jalur pendakian Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun.

Nazli mendaki dengan temannya sebanyak 12 orang melalui Tour Organizer Juan Adventure secara Legal dengan bukti tiket ERZA00MU79LJ2.

Nazli mendaki pada hari Kamis 26 Juni 2025 sekitar pukul 10.30 wita.

Jumat 27 Juni 2025, Nazli bersama 12 orang rekannya melakukan perjalanan menuju ke Danau Segara Anak setelah selesai melakukan pendakian ke puncak.

Pukul 14.30 wita, Nazli terpeleset dan tergelincir akibat menghindari Porter yang cukup banyak melintas di jalur tersebut.

"Melihat ada salah satu pendaki yang kecelakaan, Porter maupun dari rekan korban segera melakukan pertolongan kepada Nazali," ungkap Yarman.

Korban dievakuasi pada hari yang sama oleh rekan-rekannya dan beberapa TO yang membawanya.

Korban dievakuasi dengan cara dipangku dengan berjalan kaki menuju Sembalun.

Sabtu 28 Juni 2025 sekitar pukul 07.18 wita, korban bersama 12 rekannya tiba di Sembalun.

Selanjutnya korban dibawa menuju Puskesmas Sembalun untuk mendapati perawatan medis.

"Setelah diperiksa di Puskesmas, korban mengalami lebam sebelah kaki kanan, pinggul masih merasa sakit, luka gores di bagian kepala," ujar Yarman.

4. WNA Brasil Sabtu 21 Juni 2025

JASAD PENDAKI - Kolase foto peti jenazah di RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram, Rabu (25/6/2025) petang (kiri) dan mobil jenazah yang membawa korban dari Sembalun, Lombok Timur.
JASAD PENDAKI - Kolase foto peti jenazah di RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram, Rabu (25/6/2025) petang (kiri) dan mobil jenazah yang membawa korban dari Sembalun, Lombok Timur. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH/TONI HERMAWAN)

WNA Brasil Juliana Marins (27) jatuh di lereng menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). 

Korban ditemukan di jurang dengan kedalaman 600 meter dalam keadaan meninggal dunia Selasa (24/6/2025). 

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi'i mengatakan, pada sore satu rescuer berhasil menjangkau Juliana. 

Juliana ditemukan pada kedalaman 600 meter, lebih dalam dari titik awal dilaporkannya yakni 150-200 meter.

Tim SAR sudah melakukan pencarian terhadap korban bernama Juliana Marins alias JDSP (27), sejak Sabtu (21/6/2025) sore sekira pukul 15.00 Wita.

Keberadaan Juliana Marins diketahui padaSenin (23/6/2025) pukul 07.05 Wita.

Tim SAR berhasil menemukan tubuh warga negara Brazil itu. 

Tim SAR gabungan berhasil  mengevakuasi jenazah Warga Negara (WN) Brazil  Juliana (27) ke Resort Sembalun, Rabu (25/6/2025) malam.

Jenazah tiba di posko SAR Gabungan di Resort Sembalun pukul 20.41 Wita.

Akhirnya evakuasi korban ditandu dan pada pukul 15.50 Wita, jenazah sampai di Pos Pelawangan Sembalun, perjalanan dari titik ini ke posko SAR Gabungan di Resort Sembalun memakan waktu sekitar enam jam.

Selanjutnya jenazah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara di Mataram menggunakan ambulans.

Belakangan, jenazah Juliana diautopsi di RS Bali Mandara, Denpasar Bali. 

Autopsi telah dilakukan mulai Kamis (26/6/2025) setelah jenazah tiba dari RS Bhayangkara Mataram, Kota Mataram pukul 22.00 Wita. 

Saat diperiksa, kondisi jenazah masih utuh. 

Tanda-tanda lebam dan kekakuan tubuh menunjukkan kematian terjadi 12–24 jam sebelum autopsi dilakukan, sesuai dengan standar forensik mayat yang telah dibekukan.

Terungkap bahwa penyebab Juliana Marins meninggal dunia bukan karena hipotermia. 

Dokter forensik RSUD Bali Mandara, dr Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F, memaparkan bahwa hipotermia tidak menjadi penyebab kematian karena tidak ada tanda-tanda spesifik seperti penyusutan limpa.

Tidak bisa dilakukan pemeriksaan cairan bola mata untuk memastikan hipotermia karena jenazah sudah dalam kondisi dingin dan disimpan dalam freezer.

"Secara umum, pola luka dan sebarannya konsisten dengan korban jatuh dari ketinggian. Tidak ada indikasi korban meninggal dalam waktu lama setelah luka terjadi," bebernya dikutip dari TribunBali.com, Jumat (27/6/2025).

Meskipun kesimpulan sementara mengarah ke kekerasan tumpul sebagai penyebab kematian, autopsi belum sepenuhnya lengkap karena masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi.

Dari hasil autopsi sementara, menunjukkan luka lecet geser di hampir seluruh tubuh korban, terutama di punggung, kepala, dan anggota gerak. Luka ini mengindikasikan bahwa tubuh korban tergeser oleh benda-benda tumpul saat jatuh.

"Kami juga menemukan banyak patah tulang, terutama di bagian dada, punggung, dan paha. Dari kerusakan itu terjadi perdarahan hebat dan kerusakan organ-organ dalam," ungkap Alit.

Menurutnya, luka-luka tersebut merupakan penyebab langsung kematian Juliana.

Alit mengatakan Juliana Marins meninggal akibat kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan organ vital dan pendarahan masif, terutama di daerah dada dan perut.

“Kematian terjadi dalam waktu singkat, diperkirakan paling lama 20 menit setelah korban mengalami luka,” jelasnya.

5. WNA Malaysia Sabtu 3 Mei 2025

EVAKUASI KORBAN - Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah pendaki Malaysia, dari dalam jurang di jalur pendakian Torean Gunung Rinjani, Minggu (4/5/2025) pukul 10.30 WITA.
EVAKUASI KORBAN - Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jenazah pendaki Malaysia, dari dalam jurang di jalur pendakian Torean Gunung Rinjani, Minggu (4/5/2025) pukul 10.30 WITA. (Dok.Kantor SAR Mataram)

Pendaki asal Malaysia, Rennie Bin Abdul Ghani (57) terjatuh di Gunung Rinjani akhirnya dievakuasi, Minggu (4/5/2025).

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Yarman mengatakan, jenazah berhasil dievakuasi dari dasar jurang sedalam kurang lebih 80 meter sekira pukul 10:30 WITA. 

Kemudian jenazah langsung dibawa menuju pintu pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara.

Yarman mengatakan, jenazah berhasil dievakuasi dari dasar jurang sedalam kurang lebih 80 meter sekira pukul 10:30 WITA. 

Kemudian jenazah langsung dibawa menuju pintu pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara.

"Kita akan bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk proses pemulasaran jenazah," ucapnya, Minggu malam (4/5/2025).

Yarman menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut.

Insiden bermula saat rombongan akan mengambil air di jalur Banyu Urip, Torean, pada Sabtu, (3/5/2025) sekira pukul 11:00 WITA.

Tapi korban tidak mengikuti rombongannya untuk beristirahat dan memilih untuk terus berjalan, ketua rombongan sempat menyusul korban. 

Pada jalur yang terdapat relling tali, ketua rombongan berusaha membantunya untuk melewati jalur tersebut namun korban menolaknya.

"Saat turun korban melepas pegangan pada relling tali pengaman yang ada pada jalur tersebut, dan pijakan kaki korban terpeleset. Sehingga korban kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke arah kanan dari jalur pendakian," kata Yarman.

Korban tidak mengikuti rombongannya untuk beristirahat dan memilih untuk terus berjalan, ketua rombongan sempat menyusul korban. 

Pada jalur yang terdapat relling tali, ketua rombongan berusaha membantunya untuk melewati jalur tersebut namun korban menolaknya.

"Saat turun korban melepas pegangan pada relling tali pengaman yang ada pada jalur tersebut, dan pijakan kaki korban terpeleset. Sehingga korban kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke arah kanan dari jalur pendakian," kata Yarman.

Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi mengatakan, proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan sistem penurunan (lowering) dan penarikan (lifting) yang memanfaatkan peralatan mountaineering.

Kedua sistem ini dikontrol oleh tim yang berada di atas tebing. Medan yang curam dan terjal serta kondisi kabut tebal menjadi tantangan utama bagi tim SAR. 

"Pengangkatan jenazah korban memakan waktu sekitar 3,5 jam," kata Hariyadi saat ditemui di Torean.

Setelah berhasil dievakuasi dari jurang, RAG dibawa menuju pintu destinasi wisata pendakian Torean.

"Korban telah diserahkan ke BTNGR dan pihak keluarga, selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk penanganan lebih lanjut," tandasnya.

6. WNA Malaysia Minggu 27 April 2025

PERAWATAN - Tangkapan layar video pendaki asal Malaysia, Chuah Uei Chyi (CUC) yang mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani saat masih dirawat, di faslitas kesehatan setempat.
PERAWATAN - Tangkapan layar video pendaki asal Malaysia, Chuah Uei Chyi (CUC) yang mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani saat masih dirawat, di faslitas kesehatan setempat. (Instagram @btn_gn_rinjani)

Pendaki asal Malaysia inisial CUC (52) mengalami kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun, Minggu (27/4/2025).

Dalam video yang beredar, pendaki lainnya yang saat itu sedang melewati jalur tersebut berusaha membantu korban sembari menunggu tim evakuasi.

korban nampak mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya termasuk di bagian pergelangan kaki. Hal itu membuat korban harus ditandu. 

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman mengatakan, korban terjatuh di bawah Pelawangan 200 meter, menuju Danau Segara Anak sekira pukul 14:11 WITA.

Tim medis dari Tanger Rinjani yang stand by di shelter emergency serta tim Edelweis Medical Help Center melakukan evakuasi terhadap korban yang mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh.

"Korban berhasil dievakuasi ke shelter emergency di Plawangan sembalun pada pukul 16.51 WITA dan sekitar pukul 17.30 WITA korban dibawa turun dari Pelawangan Sembalun oleh Tim EMHC didampingi guide dan porter dari trek organizer," jelas Yarman, Senin (28/4/2025).

7. Pendaki Jawa Timur Minggu 13 April 2025

PENDAKI JATUH - Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore.
PENDAKI JATUH - Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore. (Tangkap Layar Instagram @btn_gn_rinjani)

Seorang pendaki inisial RBA asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur dikabarkan tergelincir di jalur pendakian Gunung Rinjani, insiden tersebut terjadi pada Minggu (13/4/2025) sore.

Insiden tersebut terjadi saat korban mencoba mengambil tongkat pendakian (trekking pole) yang terjatuh di medan yang cukup curam.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, membenarkan peristiwa tersebut. "Iya mas, tergelincir. Alhamdulillah aman," ujar Yarman, Senin (14/4/2025).

Yarman mengungkap, korban kehilangan keseimbangan saat mencoba mengambil tongkatnya yang jatuh, hingga akhirnya tergelincir di jalur curam Letter E. 

Setelah menerima laporan, tim evakuasi langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian di lokasi kejadian.

Namun, saat tiba di titik yang dilaporkan, korban tidak ditemukan. 

Tim pun memutuskan untuk kembali. Dalam perjalanan turun, tim akhirnya bertemu dengan korban di kawasan Pelawangan 3.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, RBA berhasil naik sendiri dengan menyisir sisi tebing.

(TribunLombok.com)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved