Banjir Kota Mataram dan Lombok Barat

Pasca Banjir Mataram, Minimnya Edukasi Pengelolaan Sampah Jadi Sorotan Lembaga Desa

Bencana banjir bandang yang baru-baru ini melanda Kota Mataram dan Lombok Barat tidak hanya meninggalkan genangan air, tapi juga tumpukan sampah

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
Dok.Istimewa
EVAKUASI - Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap korban banjir di Perumahan Riverside Selagalas, Kota Mataram yang terendam banjir, Minggu (6/7/2025). 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Bencana banjir bandang yang baru-baru ini melanda Kota Mataram dan Lombok Barat tidak hanya meninggalkan genangan air, tapi juga tumpukan sampah di berbagai sudut wilayah.

Kondisi ini memicu keprihatinan serius dari Lembaga Pusat Kajian Desa (PUSAKA) Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menyoroti minimnya edukasi pengelolaan sampah di kalangan masyarakat. 

Ketua Lembaga PUSAKA Desa NTB, Rossi Maunofa Widayat mengatakan, banjir ini bukan semata bencana alam.

Menurutnya, ini adalah cara alam menyampaikan kemarahannya atas perilaku manusia yang sering mencemari lingkungan.

Dikatakan, masyarakat khususnya yang berada di Desa hingga Kelurahan saat ini masih lemah dalam memahami bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Bahkan, prilaku buang sampah sembarangan hingga ke aliran sungai masih banyak dilakukan.

"Baru-baru ini kita dipertontonkan di Sosmed bagaimana oknum yang membuang sampah ke sungai, di tengah pemerintah sibuk mengangkut sampah di sungai yang menyebabkan banjir bandang di Kota Mataram," ungkap Rossi, menunjukkan keprihatinannya.

Rossi menekankan pemerintah seharusnya tidak hanya berfokus pada solusi jangka pendek seperti penyediaan lahan baru untuk Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau mesin pengelola sampah seperti insinerator. Lebih dari itu, pemerintah wajib hadir di tengah masyarakat secara rutin untuk memberikan edukasi yang berkelanjutan.

Ia menyampaiakn Lembaga PUSAKA Desa juga saat ini fokus bagaimana memberikan edukasi menyeluruh tentang pengelolaan sampah di tingkat des hingga kelurahan.

Pihaknya ke depan akan mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan penanganan sampah.

Terlebih di NTB persoalan sampah memang tidak ada habisnya kalau kita mau bahas, dari mulai TPA Kebon Kongok yang saat ini sudah sesak, diperkirakan akan bertahan hanya satu hari, mau tidak mau selain fasilitas edukasi juga menjadi hal utama yang harus dilakukan pemerintah.

Caranya lanjut dia, masyarakat harus didampingi, tidak hanya modal edukasi sehari dua hari namun juga bertahap hingga masyarakat punya pemahaman yang tertanam soal bagaimana membuang sampah ini.

“Ndak sulit sebenernya, kalau pemikiran masyarakat baik, membuang sampah pada tempatnya, saya yakin soal sampah bisa sedikit kita minimalisir,” pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved