Kematian Brigadir Nurhadi

Sosok Brigadir Nurhadi di Mata Keluarga, Yatim Piatu yang Ringan Tangan

Sosok Brigadir Nurhadi dikenal sebagai orang yang ringan tangan dalam membantu keluarga dan orang lain. 

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
POLISI TEWAS DIANIAYA - Kakak Brigadir Muhamad Nurhadi, Muhamad Hambali saat ditemui di kediamannya, Selasa (8/7/2025). Keluarga berharap penanganan kasus ini transparan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Muhamad Hambali kakak kandung almarhum Brigadir Muhammad mengungkapkan sosok mendiang adiknya yang tewas di sebuah vila di Gili Trawangan, Lombok Utara.

Sosok Nurhadi dikenal sebagai orang yang ringan tangan dalam membantu keluarga dan orang lain. 

"Kalau ditanya baik, masyaallah baik sama semua orang,"  Hambali itemui, Selasa (8/7/2025). 

Dewi, sodara Nurhadi lainnya menceritakan, adiknya itu merupakan anak terkahir dari empat bersaudara. Nurhadi sejak usia lima tahun sudah menjadi yatim piatu. 

"Dia yatim seperti anaknya yang sekarang ini," kata Dewi.

Nurhadi diketahui memiliki dua anak, di mana anak keduanya baru genap sebulan saat peristiwa itu terjadi. 

Sejak kecil ia ingin menjadi polisi, saat besar akhirnya ia berhasil meraih cita-citanya itu. Namun baru saja berpangkat Brigadir Polisi, Nurhadi harus meregang nyawa diduga karena dianiaya. 

Peristiwa penganiayaan itu terjadi di salah satu villa di Gili Trawangan, saat ia sedang berpesta dengan rekan kerjanya yang lain.

Baca juga: Kasus Tewasnya Brigadir Nurhadi, Keluarga Minta Polda NTB Transparan

Namun sampai saat ini polisi belum mengetahui pelaku penganiayaan itu, meskipun saat ini polisi sudah menentapkan tiga tersangka dalam kasus ini. 

Tiga tersangka tersebut Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Ipda Haris Sucandra dan Misri. Mereka saat ini ditahan di Rutan Polda NTB

Keluarga mengatakan, Nurhadi bukan orang yang suka mengkonsumsi barang haram atau narkotika. Meskipun saat diperiksa jenazahnya, ia terindikasi menggunakan narkotika. 

"Merokok saja kalau tidak dipaksa endak mau dia, apalagi mengkonsumsi yang seperti itu," kata Hambali. 

Keluarga juga berharap polisi menangani kasus ini secara transparan, jangan ada lagi yang ditutupi. Termasuk pelaku penganiayaan yang menyebabkan saudara mereka kehilangan nyawa. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved