Berita Lombok Timur

Nanggi Tektok Challange Jadi Ajang Edukasi Pendaki Pemula

Tektok gunung yang saat ini mulai banyak dilakukan harus dibarengi juga dengan pengetahuan mendasar tentang keselamatan

TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA
EDUKASI PENDAKIAN - Peserta Nanggi Tektok Challenge, Sembalun, Lombok Timur, memulai kegiatan, Minggu (29/6/2025). Tektok gunung yang saat ini mulai banyak dilakukan harus dibarengi juga dengan pengetahuan mendasar tentang keselamatan. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Maraknya kasus kecelakaan pendakian gunung Rinjani membuat Pemkab Lombok Timur menggiatkan edukasi. 

Bersama sejumlah pegiat wisata di Sembalun, event Nanggi Tektok Challenge resmi digelar, Minggu (29/6/2025).

Nanggi Tektok Challenge diikuti 250 orang dari berbagai daerah dengan rute dari parkiran Bukit Nanggi menuju ke punjak dan turun kembali.

Direktur Nanggi Tektok Challenge Dedi Supratman mengatakan, kegiatan yang mengusung semangat zero waste dan zero accident ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pendakian.

“Sekarang banyak pendaki pemula yang melakukan pendakian tapi tidak dibarengi dengan pengetahuan tentang safety dan lainnya, asal mendaki saja, itu yang membuat banyak kejadian kecelakaan di gunung,” ucap Dedi.

Baca juga: Evakuasi Pendaki Brasil, Jenazah Juliana Diangkut Helikopter dari Sembalun ke RS Bhayangkara

Peserta Nanggi Tektok Challenge diberikan pemahaman cara aman dalam melakukan pendakian.

Selain itu, para peserta juga diberikan pemahaman cara menjaga alam.

Tujuannya agar naik gunung berbanding lurus dengan upaya pelestarian.

“Sekarang kan banyak yang katanya pecinta alam, tapi diatas sana mereka mengotori alam itu sendiri, jadi di acara ini juga nanti akan ada pengambilan sumpah pendakian,” katanya.

Event ini juga jadi ajang promosi Bukit Nanggi yang tidak termasuk dalam Seven Summit Sembalun.

“Bukit yang memang tak kalah menakjubkan dengan bukit yang lain di Sembalun, di atas sana (nanggi) kita bisa melihat sunrise dan sunset,” jelasnya.

Seorang asal Jakarta Claren Marksaleh mengaku antusias.

“Jadi ini bagus, kita bisa mendaki sekaligus juga diajarkan bagaimana pendakian yang baik dan benar,” sebutnya.

Menurutnya, kegiatan Tektok gunung yang saat ini mulai banyak dilakukan harus dibarengi juga dengan pengetahuan mendasar tentang keselamatan.

“Jangan asal-asalan tektok, tapi tentu harus ada pengetahuan, tektok gunung bukan hanya sekedar jalan, tapi mental harus dipersiapkan, pun juga dengan kesehatannya,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved