Profil Novel Baswedan: Eks KPK, Lulusan Akpol 1998, Jadi Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara

Profil Novel Baswedan, eks penyidik KPK lulusan Akpol 1998 yang kini dipercaya Kapolri menduduki posisi penting. Simak rekam jejak lengkapnya di sini.

Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
PROFIL NOVEL BASWEDAN - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/6/2020). Profil Novel Baswedan, eks penyidik KPK lulusan Akpol 1998 yang kini dipercaya Kapolri menduduki posisi penting. Simak rekam jejak lengkapnya di sini. 

Pada 5 Oktober 2012, Novel baswedan didatangi oleh Kepolisian Bengkulu untuk menangkap dirinya yang diduga terlibat atas kasus penganiayaan dan pencurian sarang walet saat ia masih bertugas di Polri pada tahun 2004 di Bengkulu.

Kasus tersebut dihentikan atas permintaan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Terdapat banyak kejanggalan terkait kasus tersebut, dimulai dari pemrosesan kasus hingga penuduhan Novel Baswedan, semuanya terlihat janggal.

Pada tahun 2014, Novel Baswedan memutuskan untuk mundur dari anggota Polri dan fokus pada KPK.

Setelahnya ia mampu bergerak bebas dan mengungkap beberapa kasus yang menyeret petinggi Polri. Novel Baswedan juga ikut serta dalam penangkapan Budi Gunawan selaku Komisaris Jenderal pada tahun 2015.

Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Novel Baswedan yang dianggap dapat membongkar kasus-kasus besar mungkin membuat beberapa penjahat kelas kakap ketakutan. Pada 11 April 2017, Novel diserang oleh seseorang yang tak dikenal dengan menyiramnya menggunakan air keras.

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/6/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/6/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Cairan tersebut adalah asam sulfat H2SO4  yang disiramkan ke arah wajah dari Novel Baswedan. Ia pun mengalami luka serius setelah terkena cairan tersebut yang menyebabkan matanya mengalami iritasi.

Kejadian ini terjadi setelah Novel Baswedan pulang setelah melakukan salat subuh di Masjid Jami Al-Ihsan Pegangsaan Dua. 

Setelahnya, Novel Baswedan dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga dan mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Jakarta Eye Center.

Sehari kemudian, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif karena terdapat peradangan di kornea mata miliknya. 

Pada tahun 2019, kasus penyerangan Novel Baswedan akhirnya terungkap siapa yang terlibat dalam penyerangan tersebut.

Gabungan Polisi, penyidik KPK, serta Komnas HAM dan Akademisi berhasil mengungkapkan fakta-fakta penyerangan tersebut.

Pelaku penyerangan itu adalah dua anggota aktif kepolisian bernama Ronny Bugis dan Rahmat Kadir.

(Bangkapos.com/Tribun Timur/Kompas.com)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved