Profil Novel Baswedan: Eks KPK, Lulusan Akpol 1998, Jadi Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara
Profil Novel Baswedan, eks penyidik KPK lulusan Akpol 1998 yang kini dipercaya Kapolri menduduki posisi penting. Simak rekam jejak lengkapnya di sini.
TRIBUNLOMBOK.COM - Novel Baswedan kembali menjadi sorotan usai ditunjuk sebagai orang kepercayaan Kapolri.
Mantan penyidik senior KPK ini dikenal tegas dan berintegritas tinggi.
Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1998 dengan rekam jejak panjang di dunia penegakan hukum.
Berikut rekam jejak dan profil Novel Baswedan, eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dapat jabatan baru dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Bersama Herry Muryanto, keduanya menjadi orang kepercayaan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kapolri menunjuk dua mantan pegawai KPK itu, mengisi jabatan pimpinan untuk Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.
Herry Muryanto sebagai Kepala Satgas dan Novel Baswedan sebagai Wakil Kepala.
Rekam Jejak dan Profil Novel Baswedan
Nama Novel Baswedan sudah tak asing lagi di publik.
Pria kelahiran Semarang pada 22 Juni 1977 itu merupakan lulusan akademi kepolisian (akpol) tahun 1998.
Novel Baswedan mengawali kariernya sebagai anggota Polri pada tahun 1999, tepat setelah ia lulus pada tahun 1998 dari Akademi Kepolisian. Kemudian, ia ditugaskan di Bareskrim Mabes Polri selama dua tahun.
Pada tahun 2007, Novel Baswedan ditugaskan sebagai penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kariernya di KPK terbilang sangat baik, ia terlibat dalam pembongkaran kasus korupsi dan membawa pulang kembali Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia pada tahun 2011.
Tak lama berselang, ia kembali membongkar kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 yang menyeret Angelina Sondakh.
Pada tahun 2012, Novel Baswedan juga sempat menangani kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan sejumlah pejabat kepolisian.
Baca juga: Cek Nama Penerima Bansos PKH dan BPNT 2025 Lewat Link Resmi cekbansos.kemensos.go.id, Ini Syaratnya
Kala itu, dua nama yang mencuat adalah Djoko Susilo selaku Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri dan Didik Purnomo selaku mantan Wakil Kepala Korlantas Polri.
Pada 5 Oktober 2012, Novel baswedan didatangi oleh Kepolisian Bengkulu untuk menangkap dirinya yang diduga terlibat atas kasus penganiayaan dan pencurian sarang walet saat ia masih bertugas di Polri pada tahun 2004 di Bengkulu.
Kasus tersebut dihentikan atas permintaan mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Terdapat banyak kejanggalan terkait kasus tersebut, dimulai dari pemrosesan kasus hingga penuduhan Novel Baswedan, semuanya terlihat janggal.
Pada tahun 2014, Novel Baswedan memutuskan untuk mundur dari anggota Polri dan fokus pada KPK.
Setelahnya ia mampu bergerak bebas dan mengungkap beberapa kasus yang menyeret petinggi Polri. Novel Baswedan juga ikut serta dalam penangkapan Budi Gunawan selaku Komisaris Jenderal pada tahun 2015.
Kasus Penyerangan Novel Baswedan
Novel Baswedan yang dianggap dapat membongkar kasus-kasus besar mungkin membuat beberapa penjahat kelas kakap ketakutan. Pada 11 April 2017, Novel diserang oleh seseorang yang tak dikenal dengan menyiramnya menggunakan air keras.
Cairan tersebut adalah asam sulfat H2SO4 yang disiramkan ke arah wajah dari Novel Baswedan. Ia pun mengalami luka serius setelah terkena cairan tersebut yang menyebabkan matanya mengalami iritasi.
Kejadian ini terjadi setelah Novel Baswedan pulang setelah melakukan salat subuh di Masjid Jami Al-Ihsan Pegangsaan Dua.
Setelahnya, Novel Baswedan dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga dan mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Jakarta Eye Center.
Sehari kemudian, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif karena terdapat peradangan di kornea mata miliknya.
Pada tahun 2019, kasus penyerangan Novel Baswedan akhirnya terungkap siapa yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
Gabungan Polisi, penyidik KPK, serta Komnas HAM dan Akademisi berhasil mengungkapkan fakta-fakta penyerangan tersebut.
Pelaku penyerangan itu adalah dua anggota aktif kepolisian bernama Ronny Bugis dan Rahmat Kadir.
(Bangkapos.com/Tribun Timur/Kompas.com)
| Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Rp9,2 Miliar ke KPK, Mengaku Korban Penipuan Kuota Haji |
|
|---|
| Ratusan Warga Pati Jawa Tengah Berangkat ke Jakarta, Desak KPK Tetapkan Bupati Sudewo Tersangka |
|
|---|
| KPK Catat Rp 15 Miliar Keuangan Negara Berhasil Diselamatkan di NTB Selama 2024 |
|
|---|
| Hari Anti Korupsi, Inspektorat KSB dan KPK RI Siap Gelar Kampanye di Komplek KTC |
|
|---|
| Dana Kejahatan Lingkungan untuk Biaya Politik Lebih dari Rp 1 Triliun |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.