Berita Sumbawa
Museum Bala Datu Ranga Jadi Ruang Ekspresi Budaya Dalam Program Mero Manto Film Samawa
Museum Bala Datu Ranga, sebagai salah satu simbol sejarah Sumbawa menjadi tuan rumah Mero Manto Film Samawa
Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Museum Bala Datu Ranga kembali menjadi ruang ekspresi budaya dalam rangkaian kegiatan Mero Manto Film Samawa, sebuah program pemutaran film, diskusi budaya, dan pertunjukan seni yang digagas oleh Sumbawa Cinema Society (SCS).
Mengusung tema “Merajut Warisan, Sinema Untuk Pelestarian Kebudayaan”, program ini menegaskan komitmen SCS dalam mengangkat sinema sebagai medium pelestarian budaya lokal.
Program ini digelar di Desa Lenangguar, Sabtu, 17 Mei 2025 dengan menghadirkan Iskandar D. sebagai narasumber, dengan moderator Nurhadi Ihwani.
Diskusi budaya mengangkat tema “Peran Museum dalam Pelestarian Budaya Lokal”, sebuah refleksi atas pentingnya institusi budaya dalam merawat nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi.
Baca juga: Catatan HFN Ke-72: 8 Tahun Geliat Perfilman Komunitas di Sumbawa: Nobar hingga Festival Film
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, pelaku seni budaya, akademisi, dan tokoh adat dan Bupati Sumbawa Syarafuddin Jarot.
Jarot menyampaikan apresiasi atas inisiatif komunitas yang mampu mendorong partisipasi publik dalam menjaga warisan budaya lokal.
Sebagai penggagas, SCS menunjukkan konsistensinya dalam menghidupkan dialog budaya yang membumi dan inklusif.
Bagi SCS, film bukan sekadar hiburan, melainkan sarana edukasi dan penggerak sosial yang mampu merangkul berbagai lapisan masyarakat.
Melalui pendekatan komunitas, Mero Manto Film Samawa berhasil menciptakan ruang interaksi lintas generasi yang memperkuat identitas budaya Samawa.
Di sela kegiatan menonton, Jarot menyempatkan diri mengunjungi Museum Bala Datu Ranga dan melihat langsung proses revitalisasi koleksi yang sedang berlangsung.
Dia berkomitmen untuk terus mengupayakan program restorasi kawasan cagar budaya Kesultanan Sumbawa agar dapat bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar bangunan cagar budaya melalui destinasi wisata sejarah budaya.
Kegiatan ini juga menjadi momentum penguatan peran museum sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya yang hidup.
Museum Bala Datu Ranga, sebagai salah satu simbol sejarah Sumbawa, dinilai sangat tepat menjadi tuan rumah diskusi yang sarat nilai ini.
Program Mero Manto Film Samawa terselenggara berkat dukungan dari Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
SCS yakin bahwa keberlanjutan pelestarian budaya membutuhkan sinergi antara komunitas, institusi budaya, pemerintah, dan generasi muda.
(*)
Vonis Kasasi Kuatkan Putusan Banding Terdakwa Korupsi Jual Beli Tanah Desa Labuhan Jambu Amrin |
![]() |
---|
Wabup Sumbawa Tegaskan Pentingnya Data Valid untuk Atasi Kemiskinan |
![]() |
---|
Kasus HIV di Sumbawa 2010-2025: 403 Orang Positif, 111 Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Dikes Sumbawa Temukan 42 Kasus Positif HIV |
![]() |
---|
Tren Penyakit ISPA di Sumbawa Meningkat, Tercatat 1.568 Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.