Opini

Tuan Rumah PON 2028 dan Jalan Menuju NTB Lebih Maju

PON tidak boleh menjadi beban, melainkan investasi jangka panjang. Untuk itu, pendekatan kolaboratif harus dikedepankan.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
H Ahsanul Khalik 

NTB memiliki keunggulan dalam kesiapan akomodasi yang layak bagi atlet, ofisial, dan tamu PON.

Adanya kekhawatiran terkait anggaran perlu dijawab dengan bijak. Anggaran menjadi sorotan utama. Dalam kondisi fiskal NTB yang terbatas, tentu kita tidak bisa gegabah. 

PON tidak boleh menjadi beban, melainkan investasi jangka panjang. Untuk itu, pendekatan kolaboratif harus dikedepankan. Perlu ada sinergi antara APBD, APBN, partisipasi swasta (CSR), bahkan potensi investasi langsung untuk pembangunan venue olahraga dan fasilitas pendukung lainnya bisa dibuka dari sekarang.

Manfaat ekonomi dan sosial dari penyelenggaraan PON juga sangat riil, karena PON akan mendatangkan puluhan ribu orang ke NTB baik atlet, ofisial, wartawan, pendukung, hingga wisatawan. 

Ini adalah peluang emas bagi UMKM, sektor pariwisata, kuliner lokal, perhotelan, transportasi, hingga sektor kreatif. 

Sebuah studi pasca PON di Papua menunjukkan peningkatan signifikan pada sektor ekonomi lokal selama dan setelah PON. NTB bisa mengalami hal yang sama jika mampu memanfaatkan momen ini dengan baik.

Lebih dari itu, penyelenggaraan PON akan memantik semangat baru bagi generasi muda NTB untuk menekuni dunia olahraga. 

Fasilitas olahraga yang dibangun tidak akan mubazir jika dikelola dan dimanfaatkan untuk pembinaan atlet jangka panjang, pengembangan sport tourism, hingga menjadi sarana rekreasi publik.

Selanjutnya, penting juga memperkuat pengawasan dan perencanaan jangka panjang, untuk menjawab banyak suara kritis dari elemen masyarakat terkait potensi pemborosan anggaran jika PON tidak dikelola dengan benar. 

Ini adalah peringatan yang harus didengar. Karena itu, pembangunan venue harus dirancang dengan prinsip “multi guna dan berkelanjutan”. 

Bangunan tidak hanya untuk PON, tetapi harus tetap hidup setelahnya, tetap digunakan. Penyelenggaraan PON dijadikan sebagai sarana memantik semangat baru bagi generasi muda NTB untuk menekuni dunia olahraga, sehingga fasilitas olahraga yang dibangun tidak akan mubazir jika dikelola dan dimanfaatkan untuk pembinaan atlet jangka panjang, baik pelajar, atlet daerah, komunitas olahraga, pengembangan sport tourism, hingga menjadi sarana rekreasi publik, bahkan dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan masyarakat.

Penting juga memastikan bahwa pembangunan tidak menimbulkan masalah baru seperti konflik lahan atau korupsi. Setiap rupiah yang digunakan harus terpantau dan dipertanggungjawabkan secara transparan.

Momentum PON harus mendorong masyarakat NTB menjadi lebih tertib, terbuka, inklusif, dan siap menjadi tuan rumah nasional. 

PON adalah investasi sosial—membangun kebanggaan, daya saing, dan semangat berprestasi generasi muda NTB.

PON XXII tahun 2028 bukan beban, melainkan peluang besar. Dengan pembiayaan yang sehat dan terukur, serta manajemen yang transparan dan akuntabel, NTB dapat menjadi tuan rumah yang sukses tanpa harus mengorbankan pembangunan yang lain. Ini tentang strategi, bukan ambisi kosong.

Karenanya kita harus siap dan mendukung PON XXII tahun 2028 sebagai jalan menuju NTB yang lebih maju di masa depan, dan bisa terwujud kalau kita menjalankannya dalam suasana kebersamaan.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved