Opini

Padang Savana dan Biosentrisme dalam Kehidupan Peternak Bima

Perjuangan peternak Bima bukan semata-mata soal mencari nafkah. Bukan sekadar relasi ekonomi kaku antara manusia dan hasil ternak.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
MERAWAT SAPI - Seorang peternak sapi di Kabupaten Bima memberikan makan kepada hewan-hewan ternak tersebut. Bima merupakan salah satu daerah asal pengiriman hewan kurban saat Idul Adha. 

Dalam diskusi saya dengan salah ekonom Universitas Mataram,  Dr. Firmansyah, beliau menegaskan bahwa membangun ekonomi sebuah negara atau daerah harus berpijak pada akar historisnya. 

Melupakan akar sejarah berarti mengabaikan kekuatan dasar yang sesungguhnya telah teruji oleh waktu. Oleh karena itu, sektor peternakan Bima adalah denyut nadi ekonomi berbasis budaya dan sejarah, bukan sekadar aktivitas musiman.

Melihat kenyataan ini, sudah saatnya pemerintah, dunia usaha, dan semua pihak memandang perjuangan peternak Bima dengan lebih serius. 

Mereka tidak hanya bertarung dengan kerasnya ekonomi pasar, tetapi juga memperjuangkan warisan budaya dan kelangsungan hidup ekologis yang terjalin erat dengan bumi Bima.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita semua untuk tidak lagi menutup mata. Perjuangan peternak adalah perjuangan menjaga kehidupan. 

Dengan merawat ternak, mereka tidak hanya menjaga penghidupan mereka sendiri, tetapi juga merawat jalinan kasih sayang antara manusia, hewan, dan alam semesta.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved