Berita Sumbawa Barat

Dinkes KSB Lakukan Fogging dan Pemeriksaan Kesehatan Warga Terdampak Banjir

Dinas Kesehatan Sumbawa Barat langsung melakukan fogging ke ruamah-rumah warga yang terdampak banjir di Kota Taliwang

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
KEGIATAN FOGGING - Seorang petugas saat melakuakn penyemprotan fogging di rumah warga di Kelurahan Menala, Sumbawa Barat pada Rabu (12/2/2025). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyakit DBD. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) langsung bergerak melakukan fogging di beberapa kelurahan dan desa setelah terdampak rendaman banjir yang terjadi pada Selasa (11/2/202).

Sekertaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Saifullah mengatakan, upaya yang dilakukan tersebut untuk melakukan antisipasi timbulnya penyakit pasca banjir kepada masyarakat.

"Langkah (fogging) yang kami lakukan ini sebagai upaya antisipasi agar tidak timbulnya penyakit kepada masyarakat yang terdampak," kata Saifullah saat ditemui di lokasi posko pada Rabu (12/2/2025).

Ia mengatakan penyakit yang biasanya timbul pasca banjir ialah Demam Berdarah Dengue (DBD), diare, penyakit kulit hingga penyakit saluran pencernaan.

"Yang biasa penyakit datang setelah banjir ya DBD, diare, Penyakit kulit, hingga penyakit pencernaan," katanya, 

Saifullah menjelaskan untuk saat ini terdapat dua kelurahan yang menjadi lokasi penyemprotan asap (fogging) yaitu Kelurahan Sampir dan Kelurahan Menala yang di Kecamatan Taliwang.

"Kita mulai dari dua kelurahan dulu. Nanti akan bergeser di kelurahan dan desa lainnya yang terdampak banjir," ungkapnya.

Baca juga: Terkendala Arus Deras, Pencarian Balita di Lombok Timur Belum Membuahkan Hasil

Selain melakukan fogging, Dinkes juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap warga yang terdampak bencana.

"Pihak kami telah mengerahkan tenaga medis. Jadi, kegiatan yang kami lakukan terlaksana secara paralel. Sambil dilakukan fogging, pemeriksaan kesehatan juga tetap berjalan," ungkap Saifullah.

"Kami juga menggunakan pestisida yang berfungsi membunuh nyamuk DBD secara luas. Karena pasca banjir, masa inkubasi atau perkembangan penyakit berbasis lingkungan biasanya terjadi dengan rentang waktu 7 sampai 14 hari kemudian," lanjutnya. 

Ia menambahkan, pihaknya bekerja ekstra dalam mewujudkan dan menjaga kesehatan masyarakat pasca banjir. Sebab, tumpukan sampah dan puing-puing kayu belum sepenuhnya tertangani secara menyeluruh dan maksimal lantaran masyarakat saat ini masih fokus melakukan pembersihan di rumahnya masing-masing.

"Meskipun kami sedang lakukan penanganan, kami juga tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan selalu siaga dalam menghadapi penyakit-penyakit pasca banjir," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved