Korupsi Shelter Tsunami

Cerita Warga Sekitar Proyek Shelter Tsunami di Lombok, Bangunan Mangkrak Jadi Sarang Ular

Warga lingkar proyek mengaku shelter tsunami Lombok menjadi mengembala sapi, membuang sampah hingga menjadi berjemur

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Muriyani warga sekitar Gedung Tempat Evakuasi Sementara (TES) saat berjalan dibawah gedung, Selasa (31/12/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Gedung tempat evakuasi sementara (TES) atau shelter tsunami yang dibangun di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara menyisakan cerita bagi warga yang tinggal disekitar bangunan yang berdiri sejak tahun 2014 lalu.

Kabar terbaru, dua orang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas bangunan terbengkalai itu.

Sri Wahyuni menceritakan, rumahnya hanya berjarak sekitar tiga meter dari pagar luar bangunan yang menelan anggaran Rp 23,2 miliar yang bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sri mengatakan, sejak dibangun pada 2014 lalu selesai pada 2017, bangunan tersebut tidak pernah digunakan sama sekali. Bahkan pada saat gempa yang menguncang Lombok pada Agustus 2018, bangunan dua lantai yang dihajatkan sebagai tempat evakuasi justru menjadi tempat yang menakutkan.

"Takut kita semua ini goyang seperti mau roboh, kita tidak mengungsi disini (shelter tsunami) kita lari ke sawah ada yang lari ke Polsek sana," kata Sri ditemui di rumahnya, Selasa (31/12/2024).

Ia mengatakan, bangunan tersebut sudah beberapa kali dilakukan pemeriksaan oleh pejabat, bahkan konon dijanjikan akan dilakukan perbaikan namun sampai saat ini tidak kunjung terealisasi.

"Kalau memang tidak diperbaiki, dirobohkan saja ini membahayakan orang-orang yang lewat di sini, banyak anak-anak yang lewat juga," kata Sri.

Semakin tahun kondisi bangunan tersebut semakin parah, bahkan beberapa bagian nampak rusak. Tembok di lantai dua sudah banyak yang retak hingga terjatuh, sementara tiang lapuk hingga memperlihatkan besi yang ada di dalamnya.

Sri menjelaskan, sejak terbengkalai, oleh masyarakat sekitar dimanfaatkan sebagai tempat mengembala sapi, tempat pembuangan sampah hingga menjadi tempat berjemur.

Baca juga: Penampakan Gedung Shelter Tsunami Lombok, Ditumbuhi Rumput Liar hingga Jadi Kandang Sapi

Beberapa terlihat binatang buas seperti ular keluar dari dalam gedung tersebut, hingga masuk kedalam rumah warga.

"Hampir tentangga kena gigit, pernah ada sapi yang di lilit ular sampai mati, nangis yang punya," kata Sri.

Muriyani warga yang rumahnya juga tidak jauh dari shelter tsunami mengatakan, gedung tersebut kini menjadi tempat yang angker bagi masyarakat di sana.

"Angker di sini, makaknya kita berharap ini di robohkan saja dijadikan lapangan biasa jangan ada bangunan di tengah kampung seperti ini," kata Muriyani.

Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dua tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan shelter tsunami di Lombok Utara, ia adalah AN merupakan pejabat pembuat komitmen dan AH kepala proyek dari PT Waskita Karya.

Kerugian negara dalam kasus tersebut sebesar Rp 18,4 miliar, KPK juga tengah menelisik keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved