Pilkada 2024

AJI Mataram Bangun Koalisi Lawan Hoaks Pilkada 2024

Peserta sepakat membentuk Koalisi Masyarakat Melawan Hoaks (Koma) di Pilkada 2024

ISTIMEWA
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram menggelar diskusi terpumpun melibatkan organisasi masyarakat sipil dan konten kreator di Senggigi, Lombok Barat, Minggu (19/8/2024). 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT -  Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram menggelar diskusi terpumpun melibatkan organisasi masyarakat sipil dan konten kreator di Senggigi, Lombok Barat, Minggu (19/8/2024).

Peserta sepakat membentuk Koalisi Masyarakat Melawan Hoaks (Koma).

Ketua AJI Mataram M. Kasim menjelaskan, pada tahun politik 2024 informasi digital berkembang pesat, disinformasi telah menjadi ancaman yang semakin mengkhawatirkan bagi masyarakat modern. 

Penyebaran informasi palsu atau salah secara sengaja melalui media sosial dan platform digital lainnya telah menyebabkan dampak yang merusak, baik pada tingkat individu maupun masyarakat secara keseluruhan. 

Ditambahkan, disinformasi tidak hanya dapat mengancam demokrasi dan keamanan, tetapi juga dapat merusak reputasi organisasi, menyebabkan ketidakpercayaan pada lembaga publik, dan mengganggu proses pengambilan keputusan.

Baca juga: Bawaslu NTB Ungkap Tantangan Pemilu 2024: Politik Uang, Informasi Hoaks

"Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern ini, kolaborasi lintas sektor dan usaha bersama dari pemerintah, sektor swasta, lembaga media, dan masyarakat sipil menjadi krusial dalam melawan disinformasi dan memastikan kebenaran informasi yang lebih terjamin," ujarnya.

Cem, sapaan akrabnya mengatakan, koalisi melawan hoaks Pilkada terdiri dari masyarakat sipil, konten kreator, pers mahasiswa dan kaum minoritas di NTB

Diharapkan, koalisi ini mampu memetakan informasi bohong dan ujaran kebencian sehingga mencari solusi bersama-sama. 

"Koalisi ini penting untuk membangun persepektif yang sama melawan hoaks pilkada," ujarnya.

Tanpa kerjasama dan koordinasi yang baik lanjutnya, potensi upaya mereka untuk menghadapi skala, kecepatan, dan ketepatan penyebaran disinformasi sangat terbatas. 

Diperlukan pendekatan holistik yang menggabungkan upaya pencegahan, deteksi, dan penanggulangan disinformasi dengan kerja sama yang erat antara pihak-pihak terkait.

Ditambahkan, koalisi tidak berhenti di sini saja melainkan terus berlanjut melawan misinformasi dan disinformasi. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved