Berita Sumbawa Barat

Demam Berdarah di KSB Meningkat Jadi 405 Kasus, 1 Anak Meninggal Dunia

Kasus DBD kecenderungan meningkat di seluruh Indonesia termasuk KSB karena perubahan iklim

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Wahyu Widiyantoro
pixabay/mikadago
Ilustrasi digigit nyamuk DBD. Kasus DBD kecenderungan meningkat di seluruh Indonesia termasuk KSB karena perubahan iklim. 

Laporan Wartawan Tribun Lombok.com Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT - Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mencatat kasus demam berdarah tahun 2024 meningkat dari tahun sebelumnya.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Dikes KSB Indra Alamsyah tren kenaikannya drastis.

"Dugaan kasus demam berdarah yang kami catat sebanyak 405 orang," katanya saat ditemui di ruangannya, Selasa (13/8/2024).

Kasus DBD meningkat di kecamatan Taliwang, Jereweh, dan Maluk.

"Wilayah itu ada kecenderungan naik kasus DBD ini," ujar Indra.

Baca juga: Enam Orang Warga Kota Bima Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah

Terdapat satu anak usia delapan tahun atau kelas 2 SD yang meninggal dunia karena DBD.

"Kami mencatat ada satu anak yang meninggal dunia akibat DBD, anak ini alamatnya di Seloto," keluhnya.

Dikes KSB berupaya untuk mengendalikan kasus DBD agar bisa ditekan dan bisa berkurang.

"Kami sudah memerintahkan semua puskesmas untuk intens memantau sambil kami turun kelapangan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat," terang Indra.

Dia mengatakan kasus DBD ini kecenderungan meningkat di seluruh Indonesia karena perubahan iklim.

Baca juga: 268 Kasus DBD Terjadi di Kota Bima, Kepala Dikes Imbau Warga Terapkan Pola Hidup Sehat

"Kalau suhunya 30 derajat celsius memang tingkat gigitan nyamuk DBD ini sangat terasa, kuat dan cepat berkembang akibat cuaca," jelasnya 

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus.

"Itu yang kami gencar untuk sosialisasi kepada semua elemen masyarakat," tandasnya 

3M Plus terdiri dari:

1. Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya.

3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

Plus-nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti :

1. Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.

3. Menggunakan kelambu saat tidur.

4. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

5. Menanam tanaman pengusir nyamuk.

6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah supaya tidak gelap dan lembab.

7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain- lain.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved