Bulog NTB Salurkan 6.430 Ton Beras untuk Kendalikan Harga yang Mulai Naik Jelang Pilkada 2024

Bulog bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB untuk melakukan gerakan pasar murah dengan menjual cadangan beras SPHP

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Wakil Pimpinan Perum Bulog NTB Musaddin Said. Bulog bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB untuk melakukan gerakan pasar murah dengan menjual cadangan beras SPHP. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Harga beras di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) perlahan mulai merangkak naik.

Adapun harga beras medium semula Rp12.500 kini Rp12.625 dan beras premium Rp12.214 menjadi Rp12.860.

Wakil Pimpinan Perum Bulog NTB Musaddin Said mengatakan, kenaikan harga beras dipengaruhi karena berkurangnya hasil panen gabah di petani.

Bulog bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB untuk melakukan gerakan pasar murah dengan menjual cadangan beras SPHP.

Selain itu Bulog juga akan menyalurkan bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk wilayah NTB, yang akan dimulai pada Agustus sampai Oktober.

Baca juga: Bulog Sumbawa Siapkan 3 Gudang untuk Serap Jagung Petani

"Jadi selama tiga bulan ada 6.430 ton untuk setiap KK (kepala keluarga) mendapatkan 10 kilogram atau biasa kita sebut penerima bantuan pangan," kata Said, Rabu (31/7/2024).

Meski saat ini panen padi mulai berkurang namun Bulog juga akan tetap melakukan penyerapan gabah.

Untuk saat ini jumlah stok gabah dan beras di gudang Bulog sebanyak 49 ribu ton.

Sementara targetnya adalah 60 ribu ton.

Mmelihat kondisi saat ini, Bulog belum bisa memastikan apakah target tersebut bisa tercapai atau tidak.

Baca juga: Bulog Lombok Timur Keluarkan 30 Ton Beras per Hari Selama Ramadhan, Disalurkan Lewat 3 Skenario

"Kurang lebih tinggal sedikit lagi," kata Said.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang Pilkada.

"Kita belajar dari momentum Pilpres ada bagi sembako signifikan atau tidak, makanya kita terus carikan solusi," jelas mantan Pj Gubernur NTB itu.

Gita bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sudah menyiapkan berbagai jurus untuk menekan laju inflasi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved