Pilkada 2024

3 Simulasi Skenario Pilgub NTB 2024: Siapa Bertahan dan yang Berpotensi Gagal Maju?

Pilgub NTB 2024 berdasarkan skenario awal akan diikuti empat Paslon dan dapat menjadi tiga Paslon apabila ada yang tidak bisa memenuhi syarat kursi

Kolase TribunLombok.com
Pilgub NTB 2024 diprediksi akan diikuti pasangan calon Rohmi-Firin, Zul-Suhaili, Iqbal-Dinda, dan Gita-Sukiman. Pilgub NTB 2024 berdasarkan skenario awal akan diikuti empat Paslon dan dapat menjadi tiga Paslon apabila ada yang tidak bisa memenuhi syarat kursi. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sejumlah nama pasangan calon (Paslon) mengemuka di Pilgub NTB 2024.

Antara lain Zulkieflimansyah-Suhaili FT; Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin; Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri; dan Lalu Gita Ariadi-Sukiman Azmy.

Para Paslon mencari dukungan gabungan partai politik (Parpol) pengusung agar bisa mendaftar ke KPU.

Beberapa sudah mendapat kepastian sementara sebagian Paslon lain sedang melakukan komunikasi.

Pengamat Politik UIN Mataram Ihsan Hamid menilai keempat Paslon masih berpeluang maju.

"Masih seperti skenario awal yaitu empat Paslon atau menuju tiga Paslon. Meskipun ada peluang head to head tapi itu masih banyak langkah yang harus dilewati," jelasnya kepada TribunLombok.com, Jumat (26/7/2024).

Baca juga: Pilgub NTB 2024 Semakin Ketat, Partai Golkar dan PKB Jadi Penentu Jumlah Poros

Beberapa peristiwa politik terkini sekalipun, kata dia, belum menggambarkan peta dukungan Parpol secara utuh.

Sebab bentuk dukungan masih berupa surat tugas ataupun dalam hal dokumen syarat B1KWK sudah terbit tetapi syarat minimal jumlah kursi belum terpenuhi.

Ihsan menilai per hari ini, belum ada Paslon yang dianggap unggul ataupun lemah dalam konteks dilihat dari variabel dukungan Parpol.

Lalu seperti apa simulasi skenario Pilgub NTB 2024?

Ihsan menyebut skenario empat Paslon bisa terjadi dengan catatan empat Paslon yang namanya sudah mengemuka mendapat cukup dukungan gabungan Parpol.

Baca juga: BREAKING NEWS: PPP Resmi Usung Iqbal-Dinda di Pilgub NTB 2024, Ini Alasan Beri Dukungan

1. Empat Paslon

Zulkieflimansyah-Suhaili FT
Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin
Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri
Lalu Gita Ariadi-Sukiman Azmy

Ihsan mengatakan, Zul-Uhel sebagai Paslon yang paling siap untuk maju.

Yakni pada posisi sementara berbekal dukungan dari PKS, Demokrat, Nasdem, serta Hanura.

"Zul-Uhel kita anggap paling matang secara psikologis karena untuk sementara jumlah kursi sudah mencukupi," jelasnya.

Ditambah lagi, Zul-Uhel adalah duet yang berpengalaman di eksekutif maupun legislatif.

Yakni Zul yang merupakan calon petahana dan pernah menjadi anggota DPR RI tiga periode.

Demikian juga dengan Uhel yang merupakan mantan Bupati Lombok Tengah dua periode dan pernah duduk di kursi DPRD NTB.

Sementara duet Iqbal-Dinda, yang kini diklaim juga paling siap berkat dukungan partai-partai besar.

Iqbal-Dinda sudah mendapat dukungan PAN, Gerindra, serta PPP.

Awalnya, Iqbal-Dinda ini disebut sebagai pasangan representasi Koalisi Indonesia Maju (KIM). '

Meskipun di sis lain, Demokrat -sebagai salah satu partai KIM- melabuhkan dukungan ke Zul-Uhel.

Tak hanya itu, dukungan KIM juga belum utuh karena Golkar belum menentukan sikap.

"Menurut hemat saya Pilkada ini adalah pertarungan figur. Perlu kita lihat juga seberapa berpengaruh KIM ini dalam mendongkrak suara calon di Pilkada," jelasnya.

"Meskipun dalam konteks pencalonan, KIM bisa menjadi garansi calon yang didukungnya ini bisa maju sampai ke pendaftaran di KPU."

Dia melihat, Iqbal-Dinda perlu mengkonversi dukungan partai besar ini menjadi insentif elektoral.

Baca juga: Belum Ada Parpol Pengusung di Pilkada NTB, Lalu Gita Sebut Urusan Parpol Diserahkan ke Sukiman

(Kiri ke kanan) Sitti Rohmi Djalillah, Zulkieflimansyah, Lalu Muhammad Iqbal, Lalu Gita Ariadi.
(Kiri ke kanan) Sitti Rohmi Djalillah, Zulkieflimansyah, Lalu Muhammad Iqbal, Lalu Gita Ariadi. (TRIBUNLOMBOK.COM)

Kemudian duet Rohmi-Firin yang tampak terseok-seok meskipun sebagai Paslon yang paling awal mengumumkan diri.

"Rohmi-Firin untuk sekarang sedang mengalami stagnasi. Dulu pas awal kemunculan, gerakannya masif."

"Tapi posisinya kini sedang mencari tambahan dukungan Parpol untuk melengkapi syarat kursi," jelas Ihsan.

Dengan PPP yang menyatakan dukungan ke Iqbal-Dinda, maka Ihsan menyebut PKB bisa menjadi penentu bagi Rohmi-Firin.

Rohmi-Firin maju dengan modal dukungan PDIP dan Perindo yang masing-masing meraih 4 dan 3 kursi.

Tambahan 6 kursi dari PKB memastikan duet Rohmi-Firin bisa mendaftar ke KPU.

PKB pun di sisi lain membuka peluang untuk mendukung Rohmi-Firin.

Di sisi lain, duet Gita-Sukiman dianggap sebagai ada tapi tak tampak.

"Tetap dia kuda hitam dan tidak bisa dikeluarkan dari persaingan walaupun yang terlihat posisinya lemah dilihat dari variabel dukungan Parpol," bebernya.

Sejumlah partai yang belum menyatakan dukungan masih berpeluang untuk melabuhkan dukungan ke duet yang disebut Gasman ini.

Sebut saja PBB, PKB, dan Golkar.

Apalagi, Gita sebelumnya mengantongi surat tugas dari Golkar untuk maju Pilkada.

2. Tiga Paslon

Zulkieflimansyah-Suhaili FT
Sitti Rohmi Djalillah-Musyafirin
Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri

atau

Zulkieflimansyah-Suhaili FT
Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri
Lalu Gita Ariadi-Sukiman Azmy

Untuk skenario tiga Paslon, Ihsan menyebut sekurangnya ada satu Paslon yang terlempar dari persaingan.

Berkaca dari kondisi terkini jumlah dukungan Parpol, Zul-Uhel dan Iqbal-Dinda dapat dihitung sebagai yang bakal maju.

Ihsan kemudian menjelaskan simulasi tentang Rohmi-Firin yang tidak bisa mencukupi syarat kursi.

Elite Perindo dengan PKB diketahui sudah berkomunikasi di Jakarta.

"Ini catatannya, apabila Rohmi-Firin tidak bisa mendapat dukungan PKB atau PPP, maka dia bisa out," jelasnya.

Ihsan kemudian mengemukakan simulasi Gita-Sukiman yang gagal melaju.

Yakni apabila tidak bisa mendapatkan dukungan dari partai tersisa.

Di sisi lain, Golkar sebagai partai dengan bekal kursi terbanyak, juga berpotensi mendukung Iqbal-Dinda apabila merujuk pada koalisi KIM.

Begitu juga dengan PKB yang kini didekati Rohmi-Firin.

"Kalau tidak bisa mendapatkan dukungan PBB, Golkar, atau PKB atau antara partai-partai itu, Gasman bisa out," ucap Ihsan.

3. Dua Paslon atau Head to Head

Ihsan menyebut, skenario head to head bisa terjadi apabila sudah tidak tersedia cukup kursi yang tersisa setelah dua Paslon terbentuk.

"Head to head ini masih jauh. Apalagi kita lihat kan komposisi dukungan Parpol ini sudah terpetakan ke lebih dari dua calon," jelasnya.

Dalam skenario head to head, maka ada dua Paslon yang sementara ini dalam kondisi rentan yang bakal terlempar.

Antara lain, Rohmi-Firin dan Gita-Sukiman.

"Tapi itu masih ada tiga sampai empat faktor lagi yang harus terpenuhi yang diawali dengan terbentuknya dua poros besar," jelasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved