Berita Lombok Timur

Musim Kemarau Datang, Warga Aikperapa Lakukan Tradisi Ayu-ayu Wujud Syukur Masih Diberikan Mata Air

Warga Aikperapa, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, menggelar tradisi Ayu-ayu pada Selasa (18/6/2024).

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Endra Kurniawan
TribunLombok.com/Rozi Anwar
Warga saat menggelar tradisi Ayu-ayu dengan memotong ayam di lokasi mata air pada Selasa (18/6/2024). Tradisi ini sebagai bentuk syukur masih diberikan mata air saat musim kemarau. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Warga Aikperapa, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, menggelar tradisi Ayu-ayu pada Selasa (18/6/2024).

Tradisi ini dijalani warga setempat setiap musim kemarau sebagai wujud syukur dan terimakasih kepada Sang Pencipta atas diberikannya sumber mata air.

Desa Aikperapa sendiri terletak di perbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Sehingga krisis ketersediaan air bersih kerap menjadi masalah saat musim kemarau.

Ketua Yayasan Ponpes Riyadul Falah Desa Aikperapa, TGH. Marwan Hakim menyampaikan bahwa, tradisi Ayu-ayu merupakan tradisi turun-temurun untuk menyampaikan rasa syukur kepada sang pencipta.

Baca juga: Ritual Ngalun Ujan, Cara Unik Masyarakat Desa Pengadangan Meminta Hujan di Musim Kemarau

"Acara ini juga sebagai wujud terimakasih kepada semua pihak yang membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih," katanya.

Marwan juga mengucapkan terimakasih atas kolaborasinya dengan perusahaan milik BUMN seperti, PT Pegadaian, PT Pelni, ASDP, Pos Indonesia, PT Garuda, Askrindo, Jasindo, KBI Nindya Karya, dan PT Indra Karya, sebagai inisiator hadirnya program air bersih di Aikprapa.

"Masyarakat berterimakasih atas kolaborasi yang sudah dijalani untuk mendapatkan air bersih," ucapnya.

Hadirnya kolaborasi bantuan BUMN ini, untuk membantun ketersediaan air bersih sangat luar biasa.

"Masyarakat antusias menyambutnya bahkan masyarakat membantu proses sejak awal program air bersih ini dikerjakan," terangnya.

Ia melanjutkan, dari hari pertama setelah jadi, masyakarat berbondong-bondong mengambil air untuk dikonsumsi.

"Walaupun belum diresmikan, masyarakat sudah mengambil air untuk keperluan sehari-harinya. Ini menunjukkan antusias masyarakat sangat tinggi atas ada air," tuturnya.

Baca juga: Apa Itu Tradisi Betulak di Kopang? Ritual Keliling 4 Pintu Desa untuk Menolak Wabah Penyakit

Sementara itu, Muslim, warga Aikperapa mengaku keberadaan air ini menjadi hasil kerja keras masyarakat.

"Tradisi adat jalan, sosial juga jalan, jadi itu bentuk ikhtiar kami untuk bisa mendapatkan air bersih," tegasnya saat dihubungi Tribunlombok.com pada Kamis (20/6/2024).

Pihaknya juga berharap atas bantuan ini, masyarakat penerima manfaat bisa menjaga dan merawat terus agar bisa dimanfaatkan sampai nanti.

"Kami sebagai masyarakat akan menjaga mata air ini agar tetap ada sampai anak cucu kami," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved