Pendidikan
UMMAT Gelar Diskusi Literasi Nalar Kritis di Tengah Perkembangan AI
Aktivis literasi Jawa timur Bambang Prakoso menyebutkan, sikap kritis dimulai dari membaca, memahami dan memberikan solusi.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) menggelar kegiatan talkshow literasi dengan tema "Menumbuhkan Sikap Kritis Mahasiswa Melalui Gerakan Literasi", Sabtu (6/9/2025).
Kegiatan ini diisi aktivis literasi dari Jawa Timur, Bambang Prakoso yang konsen pada isu literasi, perpustakaan dan kebudayaan. Bertempat di Ruang Baca Perpustakaan UMMAT.
Kepala UPT. Perpustakaan UMMAT, Iskandar mengatakan, talkshow literasi ini diselenggarakan dalam rangka menumbuhkan sikap kritis mahasiswa.
“Terlebih sejak era teknologi yang begitu cepat berkembang seperti saat ini, ditambah lagi era AI (kecerdasan buatan) tingkat baca buku di kalangan mahasiswa trennya menurun,” ucapnya.
Mahasiswa saat ini lanjut dia, lebih banyak mengakses informasi berbasis digital terutama sosial media sebagai sarana temu kembali informasi, tapi yang minim menumbuhkan nalar kritis yang fundamental dan mengakar.
Disampaikannya, Data Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) tahun 2024 menunjukkan peningkatan secara umum, dengan skor nasional 43,34 dari skala 100 yang walaupun mengalami kenaikan namun tetap berada pada level rendah karena masih di angka 50 persen.
”Namun yang menarik dari riset ini yang rendah justru pada prilaku berfikir kritis dalam merespons informasi yang di akses di bawah 50 % yaitu di angka 42,2 % . Artinya informasi digital menciptakan ruang kosong yang cukup tinggi dalam menurunkan sikap kritis,” tuturnya.
Hal ini kata dia, tentu disebakan oleh model sajian informasi digital yang hanya sepintas dan sepotong yang sifatnya tidak berakar pada proses pengetahuan yang utuh.
Baca juga: Lirik Lagu Viral TikTok: Tak Perlu Kata Maaf dan Air Mata
Lebih jauh Iskandar menyampaikan, dengan kegiatan ini mahasiswa bisa lebih menumbuhkan kegiatan literasi dengan membaca buku teks secara langsung.
“Kerena membaca buku teks kita diajak berfikir, bukan sekedar menerima. Tapi menghubungkan langsung teks dengan konteks. Prosesnya melibatkan analisis, evaluasi, dan pemahaman mendalam,” pungkasnya.
Di lain pihak, Aktivis literasi Jawa timur Bambang Prakoso menyebutkan, sikap kritis dimulai dari membaca, memahami dan memberikan solusi.
"Tujuan utama dan mulia Literasi adalah menumbuhkan nalar kritis, literasi punya posisi strategis mengurai persoalan bangsa yang rumit dan tali temali ini," ucapnya.
Bambang menegaskan kekuatan literasi akan bisa membuat mahasiswa menjadi lebih Kritis dan berani.
“Kritis dari perspektif literasi adalah memulai membaca teks dan konteks, memahami, menganalisis tahu akar persoalan, dan tau jalan keluarnya,” singkatnya.
(*)

                
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.