Berita Lombok Tengah

Apa Itu Tradisi Betulak di Kopang? Ritual Keliling 4 Pintu Desa untuk Menolak Wabah Penyakit

Betulak adalah ritual untuk mengusir atau menangkal wabah penyakit di Desa Lendang Ara Lombok Tengah

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
DOK. HUMAS PEMKAB LOMBOK TENGAH
Tradisi Betulak dilakukan warga Desa Lendang Ara, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah secara turun temurun. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tradisi Betulak dilakukan warga Desa Lendang Ara, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah secara turun temurun.

Betulak dalam bahasa Sasak berarti dia kembali.

Dia kembali diartikan sebagai mengembalikan wabah penyakit yang disebar orang yang menyebarkan.

Sehingga Betulak adalah ritual untuk mengusir atau menangkal wabah penyakit di Desa Lendang Ara Lombok Tengah agar kembali ke empunya dan tidak mewabah ke khalayak ramai.

"Konon ceritanya yang memberikan informasi terkait pelaksanaan kegiatan ritual ini adalah makhluk halus yang disampaikan kepada dukun, akan ada wabah penyakit besar masuk ke desa sehingga diadakan betulak," jelas Kepala Desa Lendang Ara, Ayunan saat dikonfirmasi Tribun Lombok di Praya, Minggu (2/6/2024).

Baca juga: Nikmatnya Bakso Kopang Mandalika, Kualitas Rasa Original dengan Konsep Lesehan Berugaq

Tradisi Betulak ini memiliki berbagai tahapan prosesi. Prosesi pertama dilaksanakan di masjid desa dengan membaca berzanji dan berdoa bersama seluruh lapisan masyarakat, tokoh adat serta tokoh agama.

Setelah itu, baru masuk ke acara inti yakni tradisi Betulak dengan cara berjalan membawa obor pada malam hari untuk mengelilingi empat titik pintu masuk atau perbatasan dari Desa Lendang Ara.

Dalam mengelilingi titik pintu masuk desa ini masyarakat membaca Burdah salawatan sanjungan kepada Nabi Muhammad yang dipimpin tokoh agama selama perjalanan.

"Setelah sampai di titik perbatasan, tokoh budaya setempat pada prosesi itu menanam penyawek di empat titik pintu masuk Desa sembari membaca jampi-jampi," sebut Ayunan.

Ayunan menjelaskan, penyawek adalah simbol untuk menangkal berbagai penyakit yang akan masuk ke Desa sekaligus mengusir wabah penyakit.

Baca juga: Nikmatnya Bebek Betutu Khas Bali di Angkringan Bale Bangket Kopang Lombok Tengah

Masyarakat secara serentak mengumandangkan azan bersamaan.

Ritual Betulak ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 1970-an.

Ritual kembali dilaksanakan di bawah kepemimpinan kades Ayunan di tahun 2024 setelah menerima wejangan dari tokoh masyarakat, tokoh budaya serta tokoh budaya.

Oleh karena itu, pemerintah Desa setempat berkomitmen akan menggelar kegiatan ini setiap tahun untuk menjaga kelestarian Betulak.

"Kami berkomitmen akan kami selenggarakan setiap tahun, bahkan kami akan memperdeskan Bettulak ini sehingga rutin dilaksanakan setiap tahun dan menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam rangka melestarikan budaya," pungkas Ayunan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved