Berita Lombok
Antisipsi Dampak El Nino di Sektor Pertanian, Mentan Amran Minta Maksimalkan Pompanisasi
Mentan Amran menyarankan menjaga stabilitas produksi padi NTB di tengah gempuran perubahan iklim dengan memaksimalkan penggunaan pompanisasi
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memimpin langsung rapat koordinasi (Rakor) peningkatan produksi padi di Pendopo Tengah Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (3/5/2024)
Rakor tersebut bertujuan untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap hasil panen padi di NTB yang menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional.
Rapat itu dihadiri seluruh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB diantaranya, jajaran TNI Korem 162 Wira Bhakti, Dinas Pertanian se- NTB dan pengusaha pupuk.
Baca juga: Mentan Amran Sulaiman Jawab Kritik Mahfud-Cak Imin soal Food Estate, Ini Wilayah yang Berhasil Panen
Amran mengatakan, untuk menjaga stabilitas produksi padi NTB di tengah gempuran perubahan iklim seperti saat ini, penggunaan pompanisasi menjadi salah satu solusi yang ditawarkan.
"Mudah-mudahan Juli nanti ada la Nina harapan kita, tetapi kita harus waspada dengan memasang pompa semaksimal mungkin, agar sawah bisa segera terairi melakukan percepatan tanam terus menerus," kata Amran.
Kondisi pangan kritis kata Amran, terjadi enam bulan kedepan hingga Oktober mendatang, sehingga untuk mengantisipasi kritis pangan tersebut daerah penyangga pangan diminta untuk memasang pompa agar bisa mengairi sawah yang kering untuk segera ditanami.
Baca juga: 2 Jembatan di Sumbawa Putus Akibat Banjir Bandang, Puluhan Lahan Pertanian Terancam Gagal Panen
Kebutuhan pompanisasi di NTB mencapai 9.000 unit, namun di awal akan diberikan 5.100 setengah dari kuota. Sisanya kaa Arman, akan kembali disalurkan setelah setengahnya berhasil dipasang.
"Seluruh Indonesia kami berikan setengah kalau sudah pasang semua segera minta, tapi kalau lama NTB tidak saya berikan lagi kalau sudah hujan, tergantung kecepatan daerah masing-masing," kata Amran.
Penjabat Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi mengatakan, selain pompanisasi manajemen air sangat penting dilakukan, hal tersebut untuk mengantisipasi kekurangan air di daerah hulu.
Baca juga: Dampak El Nino di Lombok Timur, 4.625 Hektare Ladang Jagung Terancam Gagal Panen
"Water manajemen yaitu panen hujan di sektor hulu untuk memenuhi bendungan-bendungan di luar musim hujan, kalau bendungan sudah penuh bisa dialiri ke kali kali ke daerah yang tadah hujan melalui saluran irigasi," kata Lalu Gita.
Saat ini terdapat 12 bendungan besar di NTB yang menjadi pemasok air di wilayah-wilayah tadah hujan, harapannya dengan program manajemen air kebutuhan air di daerah tadah hujan juga bisa terpenuhi saat musim kemarau.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.